Assalamu'allaikum.
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.Semoga suka sama ceritanya, Aamiin!✨
***
"Kesabaran itu ada dua macam, sabar atas sesuatu yang tidak kau ingin ataupun sabar menahan diri dari sesuatu yang kau ingin."
-Ali Bin Abi Thalib-
-----
Gus Riffat membuka gorden kamarnya agar cahaya matahari masuk kedalamnya. Ia baru saja kembali ke kamar nya setelah selesai melaksanakan shalat shubuh di masjid pondok tadi. Setelahnya waktu dhuha tiba, ia melaksanakan shalat dhuha nya terlebih dahulu dan muraja'ah hafalannya.
Setelah selesai shalat dhuha dan muraja'ah, sekarang Gus Riffat tengah membereskan buku-buku yang berserakan dimejanya, tadi malam ia sempat membaca materi-materi dan kelupaan untuk membereskannya.
"Siapa nama gadis itu?"
Tiba-tiba saja pikirannya terlintas pada seorang gadis yang kemarin tak sengaja menabraknya, salah seorang santriwati di pondoknya yang membuat hatinya berdebar tak karuan sejak pertama kali bertemu.
"Astagfirullah, kenapa saya jadi memikirkan santriwati itu?"
Tersadar dari lamunannya dan pikirannya, Gus Riffat segera mengambil handuk untuk mandi.
.
.
.Hari senin, hari dimana para santri dan santriwati mulai belajar kembali. Dan mulai hari ini Gus Riffat akan menjadi pemimpin dan pengajar juga di pondok pesantren Abi nya, Kyai Abdullah Fahim.
"Assalamu'allaikum, selamat pagi Ummi, Abi." Sapa Gus Riffat memberi salam, ia yang baru saja sampai di meja makan, langsung duduk di salah satu kursi.
Ummi Fatimah dan Kyai Abdullah tersenyum melihat kedatangan putranya. "Wa'alaikumsallam, pagi juga nak. Oh iya, hari ini kamu sudah mulai mengajar kan?" Tanya Ummi Fatimah yang sedang menata piring di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIFFAT TSAQIB [END]
Cerita PendekKisah ini menceritakan dua orang yang saling mengagumi dan mencintai dalam diam. Riffat Tsaqib Agraj Fahim adalah seorang Gus dari pondok pesantren Al-Fatwa yang menempuh pendidikan di universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Saat selesai menempuh pendid...