33. Terbongkar.

4.8K 370 1
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

A STORY BY : JFNA

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

***

"Kita tahu ini haram, tapi kenapa kita terkadang masih melakukannya? Itu tandanya ilmu kita baru sampai dikepala, belum sampai masuk ke dalam hati."

-Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri-

-----

Semua Ustadz dan Ustadzah sudah berada diruang guru untuk membahas lebih lanjut permasalahan antara Ustadz Alvin dan Syafiqa, mereka juga memberitahukan berita ini kepada Kyai Abdullah Fahim dan Ummi Fatimah. Selaku pemilik di pondok pesantren Al-Fatwa.

Sebenarnya Kyai Abdullah maupun Ummi Fatimah tidak percaya, bahwa Syafiqa ataupun Ustadz Alvin melakukan itu. Mereka kenal bagaimana keduanya itu. Dan mereka juga hanya percaya jika mereka pasti ada yang memfitnah.

"Jadi, bagaimana Ustadz Alvin, Syafiqa? Apakah kalian sudah mendapat bukti selama jangka waktu dua hari yang kami berikan?" Tanya Ustadzah Asma mewakili.

Syafiqa sedari tadi ia hanya diam menunduk, menahan air matanya agar tak keluar untuk sekarang.

"Saya sudah cari buktinya tapi ini terlalu sulit, karna cctv satu-satunya yang benar-benar kami andalkan pun dihalangi barang oleh orang yang menjebak kami." Jelas Ustadz Alvin.

"Di pondok pesantren Al-Fatwa ini sudah ada aturan, dan yang namanya aturan tetap lah aturan. Tidak boleh dilanggar! Apalagi kalian ini lawan jenis berdua-duaan, bukan kah itu dilarang oleh agama?" Ujar Ustadzah Asma.

"Jadi bagaimana Kyai, Bu Nyai, untuk kelanjutannya? Mereka berdua sudah berkhalwat, melanggar aturan di pesantren ini." Lanjut Ustadzah Asma.

"Saya selaku pemilik pondok pesantren ini mulai sekarang menyerahkan keputusannya pada putra saya, Gus Riffat." Tutur Kyai Abdullah diangguki Ummi Fatimah.

RIFFAT TSAQIB [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang