35. Mundur Sebelum Berjuang.

4.7K 352 1
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

A STORY BY : JFNA

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

                                      ***

"Tugas kita adalah mengajak orang lain kepada kebaikan sambil berusaha kita memperbaiki diri, bukan dengan alasan belum dapat memperbaiki diri kita berhenti mengajak orang lain berbuat baik."

-Habib Ali Zainal Abidin Al-Hamid-

-----

Flasback on.

"Gimana kalo kita kerja sama?" Ucap nya sambil tersenyum miring.

"Maksud kamu apa?" Tanyanya bingung.

"Lo tau bukan? Kalo peringkat satu santri terbaik itu dimenangin sama dia." Dia mengangguk.

Seseorang itu nampak sedang memikirkan tawaran itu, apa ia terima saja, ya?

Alasannya adalah janjinya pada kedua orang tuanya untuk menjadi santri terbaik di pesantren, namun Syafiqa telah menghalangi jalannya, itu adalah alasan ia menerima tawarannya.

"Oke, aku... mau." Putus nya.

"Tadi aku liat dia disuruh ke ruang guru sama Ustadz Alvin."

"Gimana kalo kita kunci mereka berdua diruangan itu? Agar seakan-akan semua orang mengira kalau mereka itu telah berkhalwat." Lanjutnya.

"Okey, ide bagus. Kita semua setuju." Ucap Adel dan Resa.

"Aku nggak mau ikut-ikutan deh." Ujar Fifi dengan raut wajah takutnya.

RIFFAT TSAQIB [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang