11. Larangan Tabarruj.

6.5K 460 0
                                    

Assalamu'allaikum.

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga suka ya sama ceritanya, Aamiin!✨

                                     ***

"Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya, sementara kesengsaraan adalah ketika seseorang dikuasai oleh nafsunya."

-Imam Al Ghazali-

-----

Syafiqa memasuki kamar asramanya. Gadis itu membawa beberapa oleh-oleh yang di berikan Bunda Nasha tadi. Syafiqa berjalan dengan mata yang sembab, membuat ketiga sahabatnya itu menatap bingung, kenapa Syafiqa menangis? Apa ada sesuatu yang terjadi di ndalem?

"Fiqa, mata kamu sembab. Pasti habis nangis, ya?" Tanya Dira, raut wajah nya menunjukkan kekhawatiran.

"Iya, Fiqa, kamu habis nangis? Kenapa? Cerita sama kita." Timpal Salwa dengan wajah yang sama seperti Dira, khawatir.

"Tadi di panggil ke ndalem ada apa Fiq? Kamu sampe nangis gitu." Tanya Hana, penasaran karna melihat Syafiqa menangis.

Syafiqa terkekeh pelan dengan pertanyaan dari ketiga sahabatnya itu. "Aku nggak apa-apa kok. Tadi di panggil ke ndalem karna ada Ayah dan Bunda ku yang mau jenguk, dan aku nangis karna masih kangen sama mereka tapi mereka harus buru-buru pulang karna udah sore."

Ketiga nya bernafas lega, kirain apa.

"Oalah, kirain kenapa nangis. Ternyata di jengukin Ayah, Bunda, nih ya." Goda Dira dengan menyengir lebar.

Salwa dan Hana tertawa pelan dengan ejekan Dira pada Syafiqa. Sedangkan Syafiqa tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang rapih dan putih itu.

"Oh iya, ini tadi Bunda ku bawa rendang loh, sama beberapa cemilan, kita makan bareng-bareng yuk." Ajak Syafiqa antusias.

RIFFAT TSAQIB [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang