BAB 5 Bumi Dan Langit

35 12 10
                                    

My Best Friend

Weezer

When everything is wrong I'll come talk to you

You make things alright when I'm feeling blue

You are such a blessing
And I won't be messing
With the one thing that brings light to all of my darkness

You're my best friend
And I love you (love you)
And I love you (love you)
Yes I do

There is no other one who can take your place
I feel happy inside when I see your face
I hope you believe me
Because I speak sincerely
And I mean it when I tell you that I need you

Lagu ini mewakili Langit banget ya, sayang Langit nggak seperti Weezer. Mau tahu? yuk terusin baca modusnya Langit ke Bumi.

 Mau tahu? yuk terusin baca modusnya Langit ke Bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kau adalah Langit bagi Bumi

Kau yang selalu menyelimuti dan memberikan kehangatan

Kau adalah mimpi yang membumbung

Jauh diatas sana


Bau Petrikor sudah taklagi ada, digantikan dengan bau lembab tanah dan hujan. Ah ya, kamu benar. Bau ini mengingatkanku pada saputangan Langit. Sebuah bau dan kenangan yang aku susun rapi di kotak kenangan yang ada di kepalaku. Kenanganku bersama Langit yang tak akan pernah aku bongkar dan keluarkan, selain kepada Gerhana. Bahkan tidak pada ibu atau Mas Samudra. Aku menyimpan rapi kenangan itu. Seperti aku menyimpan rapi cintaku pada langit di hati sanubariku. Hingga tak menyisakan tempat untuk cinta yang lain, sampai saat ini.

Gerhana pernah bilang kalau Langit juga mencintaiku, tapi aku tahu tidak benar. Itu hanya cara Gerhana menghiburku. Gerhana juga pernah bilang kalau sebaiknya aku mengatakan perasaanku, atau paling tidak menunjukkannya pada Langit.

Tapi, mana bisa?

Bukannya aku ini perempuan?

Bukannya perempuan tidak boleh menyatakan rasa sukanya pada laki-laki?

Dan lagi, aku sudah pernah berjanji pada Mas Sam, untuk menjadi perempuan baik-baik. Perempuan baik-baik tidak boleh mengejar, apalagi menyatakan cinta terlebih dahulu pada laki-laki kan? Jadi aku hanya bisa melipat rapi cinta ini dan menyimpannya. Menunggu, siapa tahu suatu saat Langit menemukan dan ingin menyimpannya.

Menunggu?

Ah, jangan mimpi wahai kau Bumi. Mendapat cinta Langit itu bagaikan menunggu hujan di padang pasir saat musim kemarau. Aku ini siapa? Dibandingkan dengan barisan cewek yang mengantri dan mengejar perhatian Langit, aku seperti itik buruk rupa di barisan flamingo. Upik abu yang tidak pernah bernasib seperti Cinderella, diantara barisan ratu dan putri kerajaan. Hujan di luar masih terus turun. Aku menarik nafas perlahan dan pikiranku kembali melayang ke masa 6 tahun lalu.

 Aku menarik nafas perlahan dan pikiranku kembali melayang ke masa 6 tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Flash back on*

Aku berusaha konsentrasi dengan catatanku. Aku harus merapikan dan memastikan catatan ini bisa kubaca dan kumengerti, saat kupelajari di rumah nanti. Gerhana sudah dari tadi melesat ke kantin untuk mengisi perutnya, yang sepertinya selalu lapar.

Ping!

Suara dari handphoneku menandakan ada pesan masuk. Sebuah pesan dari Langit. Bibirku tak bisa kutahan untuk bergerak melengkung keatas membentuk sebuah senyuman. Ya, apapun yang berhubungan dengan Langit selalu berhasil menghangatkan hatiku dan membentuk senyuman dibibirku, seperti matahari setelah hujan yang memunculkan pelangi.

-Bumi, lihat belakangmu sekarang...-

Aku segera membalikan badanku untuk mencari Langit. Srtt ceklek! Sebuah blitz seketika menimpa wajahku. Setelah hilang rasa terkejutku, mataku jatuh ke wajah tampan dengan senyum jahil di balik kamera DLSR. Laki laki yang mengirimiku pesan itu telah memotretnya diam diam. Hal kecil yang mampu membuat wajahku memanas, jantungku berdegub kencang dan memabukkan. Aku sampai harus berpegangan agar aku tak melambung.

"Langitttt!" teriakku untuk mengatasi rasa bahagia yang berlebihan, disambut gelak indah Langit. Aku hanya bisa tersenyum mendengar tawanya. Terdengar suara stater di pencet berulang ulang, menandakan Langit terus merekam wajahku.
"Ayo, bergayalah." Kata Langit mengangkat kameranya siap memotret kembali.
Malu-malu, aku mengangkat telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V, sambil tersenyum malu-malu.
"Langit, aku juga mau donk!" Seorang gadis datang, langsung berpose di depan Langit, membelakangiku, menjadi pembatas antara Bumi dan Langit.
"Langit, jangan disini ah. Di luar aja yuk. Lebih bagus pencahayaannya," katanya sambil menarik tangan Langit. Dia tetap ada diantara aku dan Langit. Beberapa kali terlihat gadis itu menarik tangan langit untuk berdiri dari bangkunya. Akhirnya kulihat langit bangkit berdiri, mengikuti kemauan salah satu gadis popular di SMA Pelita Dirgantara.

"Baiklah,". Dia bangkit dari bangkunya, terlihat malas-malasan. Langit memandangku sekilas. Dilepaskannya tangan gadis bernama Mentari itu, sedikit mendorongnya agar mendahului. Sambil menyusul Mentari, Langit mengayunkan tangannya seolah olah mengajakku, namun kujawab dengan gelengan kepala sambil tersenyum. Saat melewati pintu kelas,dengan muka cemberut yang lucu, Langit melambaikan tangannya,menghilang di balik pintu.Aku hanya mampu tersenyum kecil sambil menghembuskan nafasnya. Kukembalikan konsentrasi pada buku di meja sambil menata hati.
*Flash Back Of*

Aku menghela nafas perlahan. Semua hal yang dilakukan Langit selalu mampu membuatku tersenyum. Dari dulu hingga sekarang. Mungkinkah Bumi dan Langit bersatu?


Jadi apakah Langit dan Bumi  bisa bersatu?baca terus ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi apakah Langit dan Bumi bisa bersatu?
baca terus ya

Jangan lupa tinggalkan jejak untuk Bumi dengan komenmu. Dan tinggalkan bintang vote mu untuk Langit

Banyak cinta buat kalian semua

SKS

Hujan Untuk Langit & BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang