BAB 20 Mungkinkah ini Nyata

11 0 0
                                    


Nenek gayung bersambut, aduh salah.... 
maksudnya gayung bersambut kah?
Mau tahu kan...?? yuk lanjutin bacanya dihari ke 20 dalam #event25harisamuderaprinting.

?? yuk lanjutin bacanya dihari ke 20 dalam #event25harisamuderaprinting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi Dia mencintaiku
Bumi menyambut Langit

Dalam rengkuhan rasa yang terdalam

Mungkinkah itu



"oke, kita perjelas. Jadi Bumi juga mencintaiku? Arghhh kenapa kamu nggak bilang dari dulu Gerhana?. Kenapa aku nggak nembak dari dulu?!" kataku setengah berteriak, membuat pengunjung café memandang kearah kami. Dengan kompak, Gerhana dan Randy memukul jidatku. "Jadi, kalian mau membantu menjadikan Bumi istriku kan?"

"Wani piro!" kara Randy sambil menyandarkan punggungnya dan mengangkat sebelah kakinya. Sementara Gerhana memandang Randy dan mengangguk-angguk membenarkan. Tanggannya menunjuk-nunjuk Randy dengan semangat.

"Ish kalian ya, itungan sekali sama saudara," kataku kesal.

"Saudara dari hongkong!" kata Randy dan Gerhana kembali bersamaan yang membuatku tertawa geli.

"Jodohhhh! Jodohhhhh! Kawinnnn!" kataku memandang Randy dan Gerhana bergantian sambil menaik turunkan alis kananku. Gerhana menampilkan ekspresi ingin muntah sedangkan Randy hanya nyengir nggak jelas. Sementara itu, wanita anggun di belakang meja barista tampak tersenyum memandang kami. Tangannya melambai padaku yang kusambut dengan senyum yang keluar dari hati terdalam.Dadaku berdebar keras. Plukkk! Sebuah alas gelas tiba tiba mendarat di mukaku dengan mulus.

"Apaan sih Gerhana!" kataku masih dengan mata lurus kearah Bumi yang sudah mengalihkan perhatiannya pada seorang pemuda tampan, memberikan secangkir kopi dengan muka ramah yang datar. Ah, kamu memang tahu bagaimana menghiburku Bumi. Setampan apapun pemuda itu, bahkan mungkin lebih tampan dariku, namun senyum yang kau berikan kepadanya adalah senyum pelayanan seorang barista yang standard. Berbeda dengan senyummu padaku.

Kenapa? Protes? Nggak suka? Mau bilang aku ke ge er an? Nggak apa apa. Ge er lebih baik dari pada minder kan. Bagaimanapun aku harus percaya diri untuk menjadikan Bumi milikku. Menyadari pemikiranku dan mempertimbangkan kata-kata Gerhana, aku segera membuat sebuah rencana. Rencana yang akan menjadikan Bumi milikku selamanya.

"Jijik banget sih liat mukamu Ngit!" kata Gerhana.

"Eh, gini. Kalian kan sahabat-sahabat terbaikku. Kalian pasti tak keberatan kan untuk membantuku. Aku ingin melamar Bumi," kataku tanpa memperdulikan omongan Gerhana. Perkataanku disambut pelototan Gerhana dan jempol serta senyum lebar Randy.

"Nah gitu dong Ngit. Cinta kok di pendam bertahun tahun. Singkong noh dipendam bisa dipanen," kata Randy.

"Huft, mau gimana lagi. Tanpa kita, dua manusia nggak peka dan bodoh ini pasti akan jadi jomblo seumur hidup," kata Gerhana. "Eh tapi sebentar, melamar? Maksudnya ?"

Hujan Untuk Langit & BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang