Katanya cinta tak harus memiliki
Katanya jika kita cinta maka kita ingin dia bahagia
Tapi mampukan aku menahan rasa
Sakit tak terperi melihatnya menjadi milik cinta lain?
lalu? haruskah Bumi menahan rasa? bantuin bumi mikir yuk sambil baca cerita mereka dihari ke 15 dalam #event25harisamuderaprinting.
Selamat Membaca
Katanya cinta tak harus memiliki
Katanya jika kita cinta maka kita ingin dia bahagia
Tapi mampukan aku menahan rasa
Sakit tak terperi melihatnya menjadi milik cinta lain?
POV Bumi
Aku sedang bersantai menikmati indahnya pagi di beranda rumah. Di tanganku segelas teh manis menemaniku meluruskan pikiranku yang penat setelah beberapa minggu ini berkejaran dengan ujian skripsi dan pekerjaanku sebagai barista. Tadinya, hari ini aku ingin menghabiskan waktuku dengan Gerhana. Aku ingin mengajaknya jalan-jalan cuci mata atau sekedar menikmati mie ayam di ujung gang sambil ngobrol. Namun Gerhana bilang kalau minggu ini dia mulai pekerjaannya sebagai manajemer di kafe kak Randy, Hari-hari belakangan ini dia bakal sangat sibuk. Dia bilang tidak akan bisa menemuiku sampai acara reuni malam nanti. Sedangkan aku, sudah sejak seminggu sebelum sidang skripsi, kak Randy memaksaku untuk cuti dari kafe sampai minggu depan. Anehnya, gajiku dibayar penuh tanpa potongan. Meski aku senang, aku juga tidak nyaman makan gaji buta seperti ini. Tapi kak Randy meyakinkanku untuk menerimanya, sebagai hadiah persahabatan katanya.
Drrrttttt
Handphoneku bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Aku melihat pesan itu dan tersenyum melihat nama pengirimnya. Langitku. Aku merasakan kupu kupu berlarian di perutku, dadaku menabuh genderang keceriaan.Paru paruku ditiup dengan penuh hingga sedikit menyesakkan. Ya itulah efek laki-laki yang berstatus sahabatku. Memalukan bukan? Tapi aku tidak pernah bisa mengendalikan tubuhku jika berhubungan dengan laki-laki bernama Langit ini. Aku membuka pesannya dan pipiku memanas.
"Hai, cantik. Pastikan kamu datang ya. Sebentar lagi akan datang kiriman dariku. Ku harap kau mau memakainya nanti. Aku akan senang melihatmu di sana. Sampai ketemu. Let's party" itu pesannya. Eh, apa maksudnya? Oh iya, nanti malam adalah pesta reuni SMAku. Langit dan Gerhana sudah mewanti-wanti, aku harus datang ke acara ini. Sebenarnya aku malas datang. Namun dua sahabatku itu bahkan mengancam akan memutuskan persahabatan kami, jika aku tidak datang.
*Flash back on*
Bumi melepaskan tatapannya dari layar laptop di hadapannya. Mata Bumi menerawang keluar dari jendela kamarnya memandang senja yang menjelang. Korden putih yang menghiasi jendela itu bergerak-gerak terhembus angin, membuka semburat cakrawala jingga di luar. Langit terlihat cerah, biru menenangkan. Meneduhkan mata yang memandang. Namun bagi Bumi, langit siang itu mendung. Saat ini Bumi sedang berkubang dalam kegalauannya.Apa yang harus kulakukan?
Aku harus bagaimana?
Kalau kau terus begini, kau membuatku tidak nyaman...
Seharian ini, handphone-nya terus berbunyi. Beberapa temannya menanyakan apakah Bumi akan datang ke acara reuni besok malam. Termasuk beberapa SMS dari gadis gadis yang pernah membicarakannya di toilet. Entah apa maksudnya, gadis-gadis itu, mengirimkan pesan tentang kisah Langit dan Mentari. Mereka mengatakan bahwa besok akan ada acara kejutan dari Langit untuk Mentari. Menurut mereka, besok Langit akan melamar Mentari di acara tersebut. Sebuah rencana romantic, kabarnya sudah diatur oleh Langit untuk Mentari. Bahkan Bumi menerima gambar sebuah gaun merah yang indah dan sexy yang akan dipakai Mentari besok malam.
Sementara itu, seharian ini Langit dan Gerhana juga terus menerus menanyakan keberadaannya. Mereka terus memaksa Bumi untuk hadir. Arghhh, apakah Langit ingin aku hadir di acara kejutan bagi kekasihnya. Yah, memang wajar, Bumi kan sahabat dekat Langit sejak kelas 1 SMA, pasti Bumi harus mendukung Langit kan. Tapi bagaimana dengan hati Bumi yang hancur berkeping keping? Haruskah Bumi merelakan cintanya? Mampukah bumi bersandiwara dan berpura-pura bahagia. Bumi tidak tahu harus bagaimana. Itulah kenapa Bumi tidak membalas satupun pesan Langit dan Gerhana. Bumi tak mampu mengangkat puluhan misscall dari Langit.
Kembali Bumi mendengar dering telponnya yang seolah menyayat hatinya. Telpon dari Langit. Kemudian datang pesan dari Gerhana dan Langit secara bersamaan yang mengancam akan memutuskan persahabatan mereka jika Bumi tidak membalas pesan serta tidak hadir di reuni nanti. Bumipun akhirnya menyerah. Dia tahu, bahwa Gerhana dan Langit tidak bersalah. Mereka terlalu berharga. Bumi tidak mau kehilangan keduanya demi apapun. Akhirnya Bumi memutuskan untuk datang.
"Kurasa semua akan baik-baik saja. Aku cuma cukup datang dan setelah itu pergi," kataku dalam hati. Aku segera membalas pesan Gerhana bahwa aku akan datang besok dan menemuinya di sana. Setelah itu aku menelpon laki-laki yang aku rindukan, yang berhasil memporak-porandakan hariku, tanpa dia tahu. Aku mengatakan bahwa aku akan datang. Dia bilang ada yang harus dia lakukan. Dia minta maaf tidak bisa menjemputku. Tapi dia sudah meminta sopirnya untuk menjemputku. Ah, inilah Langitku. Sesibuk apapun dia, dia masih sempat memastikan aku akan baik baik saja. Dia memang sahabat terbaik yang aku punya selain Gerhana. Keluargaku pun mengakui kebaikan hati Langit. Jika dengan Langit, mas Sam dan ibu pasti tidak keberatan aku pergi. Mas Sam malah sudah menganggap Langit adiknya sendiri. Ibuku bahkan meminta Langit memanggil ibu dan menganggapnya sebagai ibu sendiri, menggantikan ibu Langit. Ibu sangat menyayangi putra sahabatnya itu seperti menyayangi kami.
**Flash back off*
Jangan lupa tinggalkan jejak untuk Bumi dengan komenmu. Dan tinggalkan bintang vote mu untuk Langit
Tunggu novelnya sebentar lagi ya
Banyak cinta buat kalian semua
SKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Untuk Langit & Bumi
RomanceHujan selalu menemani Langit dan Bumi menjalani kisahnya. Berawal dari pengkhianatan orang orang yang disayangi, kehilangan yang menyakitkan hingga memunculkan sebuah janji. Menjadi awal bersatunya dua hati. Namun kata persahabatan kadang menjadi p...