Menikah kan bukan hanya tentang dua manusia tapi juga tentang keluarga.
Nah gimana ya kalau Langit mau meminta Bumi , kepada Mas Samudera? Ada yang mau nemenin nggak sih? ... yuk nemenin di hari ke 21 dalam #event25harisamuderaprinting.
Semua kisah itu tak dapat kulupakan
Tidak dapat kuhapus dari memoriku
Tentang perjuangan kehidupanku untuk meraih impianku
Walau banyak rintangan yang harus dihadapi
Namun bukan itu yang membuatku harus menyerah
Kuarungi Samuderapun kan kulakukan
Seminggu setelah pembicaraanku dengan Randy dan Gerhana, aku menemui mas Sam dan mengajaknya berbicara dari hati ke hati. Aku utarakan maksudku untuk melamar Bumi dan menjadikannya istriku. Awalnya mas Sam terkejut.
Aku memang bukan orang asing di keluarga Bumi. Bahkan aku sudah seperti adik laki laki mas Sam. Apalagi ibuku juga sahabat ibu Bumi. Namun selama ini mereka juga tahu, hubunganku dengan Bumi dan Gerhana adalah sahabat. Aku berusaha meyakinkan mas Sam bahwa aku sudah menyukai Bumi sejak SMP. Maka mengalirlah ceritaku tentang kejadian saat hujan deras di depan rumah, pertama kali aku melihat Bumi. Tentang usahaku mendekati Bumi dan berusaha selalu satu sekolah dengannya. Mas Sam mendengarkan ceritaku dengan tenang dan diam. Mukanya datar tanpa ekspresi sampai aku selesai.
"Langit, aku tahu siapa kamu dan siapa papa kamu sejak awal kamu berteman dengan Bumi. Apa kamu yakin, kamu tidak akan menyakiti Bumi seperti papa mu menyakiti ibumu?" Tanya mas Sam dengan garang.
"Mas, aku tahu apa yang dilakukan papa dan tante Grace memang jahat dan aku hanya bisa minta maaf soal itu. Aku minta maaf atas nama papa dan ibu. Ibu kehilangan nyawanya karena melarang Papa melakukan itu keluarga mas Sam. Aku mohon, ijinkan aku untuk membahagiakan Bumi," kataku
"Jadi, kamu mau menikah dengan Bumi hanya karena Papamu dan jalang itu menghancurkan keluarga kami? Kamu pikir Bumi bisa jadi penebus dosa papamu?" bentak Mas Sam. "Kamu pikir aku ini kakak macam apa? Kamu pikir aku, kakak yang mengorbankan adik sendiri untuk hal semacam itu?!"
"Bukan mas, Bukan begitu. Aku mencintai Bumi. Aku bukan papa. Aku tidak akan menyakiti Bumi sampai kapanpun. Aku mohon maafkan Papa dan restui aku menikah dengan Bumi," kataku mengiba. Muka Mas Sam tampak tegang dan merah. Tangannya mengepal, meski dia masih tetap duduk di kursinya. Aura mengerikan keluar dari tubuh laki-laki yang selalu sabar dan sayang pada Bumi. Laki laki yang selalu menjaga Bumi sampai detik ini. Laki-laki yang kuingin gantikan posisinya sebagai penjaga wanita hujanku. Itu mengapa dia adalah orang pertama yang aku minta restu, bahkan sebelum aku meminta pada Bumi.
"Dua hal berbeda Langit. Kamu ingin membayar dosamu pada keluargaku dengan menjaga Bumi atau mencintai dia dan ingin menjadi suaminya sampai maut memisahkan kalian. Menjadi suami yang membahagiakan dia sampai kapan pun. Itu adalah dua hal berbeda. Kalau kamu hanya menjadikan Bumi sebagai alat membalas dendam kematian ibumu pada Papamu, balas budi atau apalah namanya, lebih baik kamu pergi dan jangan pernah temuin Bumi," kata Mas Sam yang tampak berusaha tenang dan menyurutkan emosinya. Arghhh, bodohnya aku. Aku salah bicara rupanya.
"Maaf mas Sam. Ya aku salah bicara. Aku mencintai Bumi, aku membutuhkan Bumi seperti aku membutuhkan nafasku, bukan membutuhkan udara untukku bernafas. Aku tidak bisa berjanji untuk tidak pernah membuatnya sedih dan menangis, tapi aku berjanji akan menjadi alasan dia untuk tersenyum dan bahagia setiap saat. Aku berjanji menjadi orang yang akan menghapus airmata dan kesedihan dari matanya," kataku. "Untuk itu ijinkan aku untuk menikahi Bumi mas."
"Apa Bumi sudah tahu tentang maksudmu ini?" tanya Mas Sam.
"Belum, saya bermaksud akan melamarnya di acara reuni besok, mas," kataku.
"Memang nya kamu sudah pacaran sama dia?" Tanya mas Sam masih dengan muka datarnya
"Belum mas, bahkan Bumi belum tahu kalau aku mencintai dia, mas. Tapi aku akan membuat kejutan dan langsung melamarnya jadi istriku nanti. Nggak perlu pacaran kan mas, kalau kita sudah mampu menikah," kataku mantap.
"Huft, kalian memang gila! Kamu pikir adikku mau menikah sama kamu? Kamu nggak takut malu, karena ditolak?" tanya Mas Sam tajam. Laki-laki ini meski sudah lebih tenang, masih belum juga menarik urat kakunya. Belum ada tanda-tanda dia akan memberikan restu.
"Saya akan berjuang untuk itu Mas," kataku mantap sambil menyesap minumku, menenangkan diri. Meski dalam hati aku mulai ragu dengan rencana gilaku. Bahkan aku belum bilang rencanaku pada Papa. Kak Bintang dan kak Angkasa. Namun entahlah, aku merasa aku tidak ingin dan tidak akan mundur sekarang, sampai bisa menjadikan Bumi di samping Langit. Kepalaku penuh dengan berbagai rasa dan tanya serta kerinduan pada Bumi, yang beberapa hari ini tidak sempat aku temui. Aku dikejutkan oleh suara kursi yang berderit. Mas Sam baru saja duduk, setelah tadi berdiri menjauh dariku, dengan tangan masih memegang telpon yang menempel di telinganya. Rupanya barusan dia menjauh dariku untuk menelpon seseorang.
"Ayo ikut aku sekarang. Kamu bawa mobil?" kata Mas Sam dengan datar.
"Bawa mas, mau kemana?" tanyaku heran.
"Kamu mau mengikuti mobilku atau kamu mau kita semobil, nanti kamu balik ke sini lagi?" tanya Mas Sam tanpa menjawab pertanyaanku. Aku terdiam memikirkan apa yang harus kulakukan.
"Ah lama, udah kamu ikut aku aja. Nanti kamu balik ke sini lagi, buat ambil mobilmu," Kata mas Sam sambil melangkah pergi. Aku segera bangkit dari kursiku dan menyusul Mas Sam yang sedang membayar di kasir. Setelah itu kami meninggalkan Café dengan mobilnya. Ternyata mas Sam membawaku pulang menemui ibunya. Dadaku berdetak keras saat bertemu dengan wanita yang sudah mengenalku dengan baik. Dia menyambutku dan memintaku duduk di ruang tamu. Kusalam dan kucium tangannya yang mirip dengan tangan ibuku. Lalu kuedarkan pandangan, seperti memindai ruang demi ruang yang terjangkau mataku. Tak ada tanda-tanda Bumi di rumah.
Makasih ya sudah ditemenin ketemu mas Samudera... tapi masih panjang nih perjuangan langit. Besok lagi ya....
Jangan lupa tinggalkan jejak untuk Bumi dengan komenmu. Dan tinggalkan bintang vote mu untuk Langit
Tunggu novelnya sebentar lagi ya
Banyak cinta buat kalian semua
SKS
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Untuk Langit & Bumi
RomansaHujan selalu menemani Langit dan Bumi menjalani kisahnya. Berawal dari pengkhianatan orang orang yang disayangi, kehilangan yang menyakitkan hingga memunculkan sebuah janji. Menjadi awal bersatunya dua hati. Namun kata persahabatan kadang menjadi p...