BAB 14 Dari Sini Ku Menjagamu

24 4 0
                                    

Kami Langit dan Bumi
Tahu kan bedanya Langit dan Bumi?
Langit ada diatas mengawang

Tanpa arah tanpa arti jika tidak ada Bumi tempatnya terikat

Yuk lannjutkan ngintip Langit dan Bumi menemukan cinta di hari ke 14 dalam #event25harisamuderaprinting.
Mau tahu gimana modusnya Langit?
yuk buruan, jangan ketinggalan. Baca terus  di sini

Kami Langit dan Bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami Langit dan Bumi

Tahu kan bedanya Langit dan Bumi?Langit ada diatas mengawang

Tanpa arah tanpa arti jika tidak ada Bumi tempatnya terikat

Dari atas sini, Langit tidak berarti apa apa jika tidak ada Bumi tempatnya pulangLangit ada karena Bumi ada

Itulah Langit dan Bumi.

Kau dan Aku

Kau adalah yang selalu menjadi fokus pandanganku

Tempatku mengikat diri

Tempatku pulangDi sana, di Bumi tempat berpijak kokoh untk kembali

Akankah kita bisa bersatu?


Sebuah puisi yang aku tulis dibalik foto gadis berseragam SMA itu. Hujan mulai reda, memberikan rintiknya. Matahari mengintip dibalik awan yang berarak, membawaku kembali ke dunia nyata. Aku mencoba untuk fokus keberkas yang harus segera aku selesaikan. Namun perhatianku kembali pecah oleh suara dering handphone. Tercetak nama Randy, sahabatku. Aku mengangkat telpon sejenak. Dia hanya mengabarkan tentang persiapan reuni SMA. Sebuah reuni yang sekaligus akan menjadi acara istimewaku nantinya. Hanya Randy dan Gerhana, sahabat terbaikku,yang mengetahuinya.

Randy yang selama ini membantuku mengawasi Bumi. Atas permintaanku, dia menerima Bumi menjadi salah satu pegawai di kafenya dekat kampus. Sebenarnya café itu milikku, yang di kelola dan dikembangkan oleh Randy. Jadi tak heran jika dengan mudah Randy mengabulkan permintaanku mempekerjakan Bumi dan menjaganya.

Dari Gerhana aku tahu bahwa Bumi tidak ingin berpacaran sampai lulus kuliah. Ya, hanya Gerhana dan Randy yang tahu perasaanku sesungguhnya pada Bumi. Mereka mendukungku, saat kukatakan rasaku.Bahkan Gerhana berteriak saat kukatakan bahwa aku mencintai Bumi sejak SMP. Wajahnya tampak kaget, jahil, sekaligus bersemangat. Heran kan? Ya aku juga heran, kenapa dia sampai sekaget itu mendengar pernyataanku. Saat itu Gerhana juga mengatakan bahwa Bumi tidak akan menerimaku menjadi kekasihnya, karena niatnya untuk tidak berpacaran sebelum lulus kuliah. Waktu itu, kami baru semester 3.

Hujan Untuk Langit & BumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang