33. Tanggung jawab

7.3K 276 4
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
💛

✨✨✨✨✨✨


Dhafi dan Putra udah pulang sekolah, mereka berdua langsung pergi kerumah Dhafi karena mereka sudah ditunggu oleh Zara.

"Lo yang bawa mobil" Ucap Putra.

"Emang gua, gua kapok kalo Lo yang bawa mobil. Ngajak mati" Ucap Dhafi.

Putra menggeleng kepala, mereka ingin masuk kedalam mobil tapi ada yang memanggil Putra.

"Put" panggil nya.

Mereka berdua melihat arah Belakang ternyata Rival yang memanggil Putra, "Gua mau ngomong sama Lo" Ucap Rival.

"To the point" jawab tanpa menatap arah Rival.

"Nggak disini, di cafe terdekat sini" Ucap Rival yang selepas itu langsung pergi.

Dhafi menatap arah Putra, ia seolah bertanya 'ikuti atau enggak?'.

"Ikuti Rival" Ucap Putra.

Mereka mengikuti Rival dari belakang, setelah mereka sampai di cafe. Mereka bertiga langsung masuk dan mencari tempat duduk.

"Mau ngomong apa Lo?" Tanya Putra.

"Gue bakal tanggung jawab, tapi keluarga gua gk boleh tau soal ini" Ucap Rival.

"Lo mau tanggung jawab karena Lo gak mau pertemanan kita hancur kan? Sama aja Lo gak niat tanggung jawab. Sama aja Lo bikin adek gua sakit hati nanti" Ucap Putra.

"Gua niat, tapi un-" ucap Rival terpotong.

"Niat kata Lo? Kalo Lo niat, kenapa dulu pas tau Zara hamil malah nyuruh menggugurkan janinnya?" Tanya Dhafi yang memotong ucapan Rival.

Putra mendengar itu kaget, kenapa seolah Dhafi tau segalanya? Sedangkan ia malah baru tau?.

"Lo tau dari mana?" Tanya Rival.

"Zara sendiri yang ngasih tau gua, bodoh banget ya" Ucap Dhafi.

"Kalo Lo gak niat tanggung jawab, biar gua yang akan jadi ayah dari kandungan zara nanti!" Tegas Dhafi, ia langsung keluar dari cafe tersebut.

"Fi, DHAFI!" Panggil Putra tapi Dhafi tidak merespon nya.

Putra langsung menghampiri Dhafi tanpa pamit ke Rival, Rival yang mendengar itu ia berfikir 'apakah Dhafi suka sama Zara?'.

"Apa maksud dari Dhafi, apa dia suka sama Zara?" Batinnya bertanya.

"Engak, Zara nggak boleh sama Dhafi. Dia harus sama gua" gumamnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Egois? Ya Rival sangat egois, dulu dia sendiri yang menyuruh Zara mengugurkan kandungan nya, tapi sekarang? Ia malah ingin Zara bersamanya entah apa tujuan dia.

~~

"Fi, kenapa Lo gak bilang sama gua. Kalo Rival pernah nyuruh Zara mengugurkan kandungan nya?" Tanya Putra tapi tidak di respon oleh Dhafi.

Dhafi mempercepat langkahnya untuk masuk ke rumah, ia menghindari pertanyaan dari Putra. Bukannya ia tidak mau Jawab Tapi dirinya malas sekali menjawab pertanyaan itu.

"Ck, jawab bego!" Kesal Putra.

"Berisik Lo" Dhafi meninggalkan Putra, ia menghampiri Zara yang duduk di sofa ruang tamu.

Dhafi menutup kedua mata Zara dengan tangan, ia tidak bersua biarkan Zara yang menebak dirinya.

"Aduh..siapa sih, aku mau nonton TV" tanya Zara namun tidak ada yang merespon.

ZARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang