44. Menyesal

10.4K 350 38
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
💛

✨✨✨✨

Setelah lima bulan kepergian Zara, Putra jadi jarang pergi ke kantor. Ia selalu di apartemen untuk mengurus Ara.

Tapi setiap bulan Putra selalu dapat gaji, Putra bekerja di apart. Ia mulai mengecek berkas di saat Ara sedang tertidur.

Putra melihat Ara yang sedang tertidur di kasur, ia langsung mulai bekerja. Namun saat dua puluh menit Putra mengetik di laptopnya, tiba-tiba Ara menangis kencang.

Oek….oek…oek…

Putra menghampiri Ara dan langsung menggendongnya. "Kenapa cantik? Bobo lagi ya. Uncle lagi kerja dulu sayang" Ucap Putra sambil mengelus pipi Ara.

Namun Ara masih aja menangis. "Kamu harus ya? Yuk kita bikin susu" Putra keluar dari kamar.

Ia berjalan ke dapur untuk membuat susu, "kamu disini dulu ya sayang, uncle mau buat susu" Putra menidurkan Ara di sofa yang lumayan besar dan juga di samping ada bantal.

Putra langsung cepat-cepat membuat susu untuk Ara, agar Ara tidak menyangka lagi.

"Pas gak ya?" Gumam Putra sambil meneteskan sus ke tangannya.

"Kok panas sih" batin Putra.

Putra berjalan menghampiri Ara, ia langsung memangku Ara dan menepuk paha Ara agar tenang.

Oek…oek..oek…

"Sebentar ya, masih panas susunya" ucap Putra lembut.

Namun Ara tetap aja menangis, Putra meneteskan susu nya ke tangan. Ia mengecek apakah sudah tidak panas lagi atau belum.

Setelah ia rasakan ia langsung mengasih Ara susu, Ara pun langsung menyedot nya. "Lapar ya sayang?" Putra menatap wajah Ara yang tengah menyusu.

"Cantik, kaya Zara. Andai mama kamu masih ada mungkin sekarang kamu digendong nya" batin Putra.

 Andai mama kamu masih ada mungkin sekarang kamu digendong nya" batin Putra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Foto dari pinterest)

Putra yang asik memperhatikan Ara, tiba-tiba bel apartemen ia berbunyi. "Siapa yang datang?" Batin Putra.

"Cantik, kita buka pintu dulu yuk. Lihat siapa yang datang ke sini" Ucap Putra lembut sambil mencium pipi Ara.

Putra membuka pintu sambil menggendong Ara, ia membuka pintu terbuka.

Ternyata yang datang adalah…

"Eh, tumben kesini dad, mom" Ucap Putra tersenyum ke Mommy dan Daddy Dhafi.

Ya yang datang orang tua Dhafi, dan Dhafi pun ada. "Masuk dulu" Putra mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam apartemen.

Mereka berempat duduk di sofa, belum ada yang membuka suara. Tiba-tiba Dhafi yang mengeluarkan suara terlebih dahulu.

ZARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang