40. Kesalahpahaman

5.5K 266 39
                                    

Siap-siap, part ini akan membuat kalian kesal, dan jangan sampai mengeluarkan kata-kata kasar ya. Takut batal puasa...

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
💛

✨✨✨✨

Dua bulan setelah lulus sekolah, Putra mulai fokus dengan pekerjaan nya. Sedangkan Dhafi? Ia juga sama kerja di perusahaan Daddy.

Kenapa dia tidak kuliah? Karena malas, ia ingin kerja biar menghasilkan duit. Dan duitnya itu untuk ia jajan.

Dan kandungan Zara kini sudah tujuh bulan, ia udah nggak sabar ingin melihat anak nanti lahir.

"Abang, nanti siang aku ke kantor Abang ya?" Tanya Zara.

"Sama siapa?" Tanya balik Putra.

"Sendiri mungkin"

"Nggak, kamu sama Dhafi aja ya. Minta jemput dia" tolak Putra.

"Ih.. Abang, kak Dhafi juga pasti kerja. Aku mau sendiri aja ya" rengek Zara.

"Yaudah, tapi nanti sebelum kamu ke kantor. Kamu harus telpon Abang dulu ya" Ucap Putra sambil mengacak rambut Zara.

"Iya Abang" jawab Zara.

"Abang berangkat kerja dulu" pamit Putra.

"Hati-hati di jalan bang"

Putra mengangguk kepalanya sebagai jawaban, dan ia nggak pernah lupa. Setiap belum berangkat kerja selalu mengelus dan cium perut Zara.

"Uncle kerja dulu ya sayang, kamu jagain bunda kamu dan jalan nakal ya" Ucap Putra sambil mengelus perut Zara.

Saat ia masih mengusap perut Zara tiba-tiba ia merasa ada yang nendang.

Dug.

Putra menatap wajah Zara dengan wajah yang kaget sekaligus senang. "Dek, tadi itu" Putra masih kaget.

"Iya bang, tadi dia nendang. Berarti dia tau kalau Abang mau berangkat kerja" Ucap Zara sambil tersenyum.

"Ayo sayang tendang lagi, uncle mau ngerasain lagi. Abang buka sedikit baju kamu, nggak apa-apa kan?" Ucap Putra. Zara membalas anggukan kecil.

Dug.

Tendangan kedua sangat kencang sampai ada cap kaki di perut Zara. "Bentar, jangan sampai hilang. Harus Abang foto ini" Ucap Putra yang senang.

"Abang senang banget ya?" Tanya Zara

"Senang lah, anak kamu aktif banget"

"Emang aktif bang, apalagi pas lagi malam" Ucap Zara yang sambil mengusap rambut Putra.

"Kok kamu nggak ngasih tau Abang?" Tanya Putra.

"Abang nggak tanya aku" jawab Zara

"Iya juga, Abang berangkat dulu ya" pamit Putra sambil menurunkan baju Zara dan ia menciumnya.

"Dadah Abang" Zara melambaikan tangan ke atas.

Setelah Putra benar-benar pergi, Zara masuk ke dalam apartemen. Saat ia duduk di sofa ia melihat benda entah apa itu.

"Ini apa?" Gumamnya.

"Kok Abang beli ini nggak ngasih tau aku ya?"

Zara memutarkan benda tersebut, ia menjadi penasaran dengan benda yang ia pegang.

Zara memutarkan benda tersebut, ia menjadi penasaran dengan benda yang ia pegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang