EP 1

7.5K 312 43
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
💛

~~

Tiga tahun kemudian. Kini Ara udah masuk sekolah TK, dan Putra Sudah menikah dua tahun yang lalu disaat Ara berumur tiga tahun, Putra menemukan perempuan yang membuat dirinya tertarik untuk menjadikan istrinya, istri Putra bernama Clara. Dan sekarang istrinya sedang mengandung anak pertama mereka.

Ara berangkat diantar oleh orang tua Putri teman Ara. Padahal Dhafi ingin mengantar Ara tapi Ara menolak, ia ingin pergi bersama Temannya.

Di sekolah Ara anak diam, ia tidak pernah ngomong ke teman-temannya kecuali Putri dan guru aja.

"Ala, ayo kita main ayunan itu" ajak Putri. Putri belum bisa ngomong huruf R, sedangkan Ara ia bisa.

"Apa Sih gendut, aku tuh ndak mau main itu!" Kesal Ara.

"Ala stop panggil aku gendut! Aku ndak gendut" kesal Putri. Pasalnya Ara dari mereka berteman sampai sekarang memanggil Putri dengan sebutan Gendut.

"Masih gendut" Ucap Ara pedas. Setelah mengucapkan itu ia berjalan meninggalkan Putri yang masih kesal dengan Ara.

Ara duduk di bangku, dan matanya melihat anak seumuran dirinya yang sedang makan disuapin oleh orang tuanya.

"Dia senang banget di suapin bundanya. Aku mau deh di suapin bunda" gumam Ara. Ara masih memperhatikannya.

Namun tiba-tiba ada segerombolan anak laki-laki menghampiri Ara dan langsung mengejek Ara. "Yah, kamu iri ya, kasian deh Ndak punya mamah" ejek laki-laki itu.

Ara menatap segerombolan anak laki-laki itu tajam, kedua tangannya mengepal kuat. Ingin sekali Ara memukul wajah mereka.

"Udah bisu sama ndak punya olang tua" Ucap salah satu laki-laki cadel. Ara masih menatap mereka berempat dengan tatapan tajam. Ia sangat risih sekali dengan mereka.

Sebab mereka selalu mengejek Ara setiap kali Ara sekolah. "Kamu Ndak omong. Belalti bisu kan" ucap nya. Kedua teman pun langsung menertawakan hal itu.

Ara benar-benar udah kesal dengan mereka sampai benar-benar Ara langsung memukul ketiga laki-laki itu.

Bugh. Bugh. Bugh.

Ara memukul kepala mereka satu-persatu, ia melihat ada batu di sampingnya. Ara langsung mengambil batu tersebut dan langsung melempar ke kepala salah satu anak laki-laki itu.

"MAMA. SAKIT KEPALA AKU BERDARAH" Teriak anak laki-laki itu.

"Ala, kamu ndak boleh gitu" ucap Putri yang menghampiri Ara.

Namun Ara merespon, ia masih kesal dengan ketiga anak laki-laki itu. "Kamu dengel aku ndak cih!" Bentak Putri. Ara menatap Putri kesal. "BERISIK" Teriak Ara.

Ara langsung lari pergi meninggalkan yang lain. Guru-guru menghampiri anak laki-laki yang baru aja Ara pukul.

~~

Putra, Dhafi dan Daddy sedang di kantor. Mereka bertiga sedang menghadiri rapat. Di tengah-tengah rapat handphone Putra ada yang menelpon nya.

ZARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang