Enam belas

19.3K 1K 70
                                    

Untuk kesekian kalinya Alpha mengibarkan bendera kemenangan diatas kekalahan musuhnya. Dan lagi-lagi Anteros harus pulang memikul kekalahan nya.


"Menang aye ayee," Juna berjoget dan meliukkan tubuhnya seirama dengan nada yang di ciptakannya sendiri.

Utta menarik tangannya dan menatap geli Juna saat cowok itu menariknya agar ikut berjoget dengannya. "Selebrasi dulu Ta," Juna memutari tubuh Utta masih dengan meliukkan tubuhnya.

Tingkah Juna semakin menggila, cowok tersebut melepas bajunya dan menyisakan singlet putih didalamnya. Di putar putarnya baju itu di udara seperti penonton konser urakan.

Seorang Utta yang terkenal dengan sikap cool dan wibawanya tidak mungkin akan bertingkah seperti Juna. Ia memilih meninggalkan Juna dan menghampiri Alka dan Tian yang berdiri tak jauh darinya.

"Temen lo udah mirip uler keket," Utta merangkul Alka lalu meninju pelan lengan Tian dari samping.

Tian bergidik ngeri melihat kelakuan gesrek Alpha yang satu itu. "Amit amit gue punya temen modelan gitu,"

Alka menggelengkan kepalanya melihat Juna yang masih berjoget sendirian ditengah halaman Cakrawala. Netra cowok itu mencari keberadaan leader Alpha dan gadis yang membuat gempar pagi ini.

"Mau sampe kapan lo jaipongan Jun," teriak Tian yang sudah tak tahan lagi melihat kekonyolan Juna yang tidak ada habisnya. Lihatlah sekarang cowok itu sudah berjoget ala jaipongan yang sudah dimodifikasi sesuka hatinya.

"Samperin," Alka menepuk Utta dan Tian yang ada disampingnya. Ekor matanya mengarah kepada Heksa dan seorang gadis yang membuat gempar pagi ini.

"Tungguin gue woii," ternyata Juna mendengar teriakan Septian, seketika dirinya langsung menghentikan konser tunggalnya dan berlari menyusul Alka, Utta, dan Tian yang sudah berjalan ke pinggir halaman Cakrawala.

"Udah gila nya?" tanya Alka saat Juna menyamakan langkah dengan dirinya.

"Selebrasi Al,"

"Anjinggg," umpat Juna saat kepalanya mendapat jitakan dari tangan jail seseorang yang tentunya salah satu dari ketiga cowok di dekatnya ini.

"Tiannnnn....," teriak Juna setelah mengetahui tersangka yang menjitak kepalanya. Meskipun tidak terlalu sakit tapi kejadian seperti ini selalu saja dialaminya dan siapa lagi pelakunya kalau bukan Juana Septiano alias Tian atau Septian.

"Bener-bener lo yaaaa...." murka Juna dengan wajah super kesal. Sementara Tian sudah ngacir terlebih dahulu sebelum pecah perang kedua kalinya untuk hari ini.

Bagi seorang Arjuna, mempunyai teman seperti Septian memang harus ekstra sabar dan tabah menerima sifatnya yang menyebalkan. Apalagi dirinya lah yang menjadi sasaran empuk keusilannya.

Tian terkekeh melihat Juna yang terlihat marah dengannya. Menistakan Juna adalah salah satu cara menyalurkan hobby nya.

Gue orangnya jahat, makanya jangan temenan sama Gue. Jadi musuh....? Welcome!

"Sa aman kan?" tanyanya saat dirinya sudah berada beberapa langkah di depan Heksa.

"Seperti yg lo liat," kekeh Heksa.

Mulut Tian menganga lebar ketika melihat sesuatu yang berada di tangan Mora. Kilatan katana itu membuat cowok itu membeku ditempat.

Dirinya baru menyadari ternyata di sekelilingnya terdapat banyak bekas cucuran darah yang belum sepenuhnya mengering.

Selang berapa detik Alka, Utta, dan Juna tiba di hadapan Heksa. Tidak jauh berbeda dengan Tian, ketiga Alpha itu juga terkejut dengan apa yang ada di depan matanya.

PRAHEKSA Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang