Tiga Belas

19.6K 1.1K 57
                                    

Hoamm


Gadis yang meringkuk dibalik selimut tebal itu menguap, perlahan ia mulai membuka matanya sambil mengeliat.

"Jam berapa?" Mora mengucek matanya dan melihat jam weker yang ada di meja samping ranjangnya.

05.00

Ia celingukan seperti mencari keberadaan seseorang. "Abang mana?"

Karena tidak menemukan apa yang di carinya, Mora lantas menyibak selimut yang membungkus tubuhnya. Ia langsung beranjak dari ranjang, tak lupa merapikan tempat itu terlebih dahulu. Di cempolnya rambut panjang itu dengan asal dan berjalan keluar kamarnya.

Ceklekkk

"Kapan Abang pindah?" monolognya saat melihat Gio tertidur di sofa.

Gadis itu mendekati abangnya yang ada di ruang tamu. "Bang," Mora mengguncangkan bahu Gio yang masih terlelap.

"Hmmm," sahut Gio dengan mata terpejam.

"Tidur di kamar gihh! Nanti badan abang pegel kalo tidur di sofa." gadis itu masih mencoba membangunkan kakak laki-laki nya.

"Peluk dulu," pinta Gio merentangkan tangannya. Ia masih enggan untuk membuka matanya yang masih terasa berat.

Mora menubruk badan abangnya yang masih telentang di sofa. "Belom puas semalem Mora peluk bang," ucap gadis itu memeluk erat tubuh Gio.

"Ha...?" Pria itu terlihat bingung dengan ucapan Adiknya.

"Kapan lo peluk gue?"

Mora mendongak menatap wajah Gio yang menyerit bingung kearahnya. "Semalem bang,"

"Tumben juga abang tidur ga pake baju," lanjutnya.

"Hahhh....?" Gio semakin tak paham dengan apa yang dikatakan adeknya.

Semalem gue tidur sendirian disini, trus yang tidur sama Mora siapa? Apa Heksa...?, Anjirr

"Kok bengong sih Bang?" Mora menepuk pipi Gio yang terlihat seperti orang linglung.

"Hehhh gpp," tepukan di pipinya berhasil membuyarkan lamunannya.

Awas lo Sa, batin Gio.

Krukkk, terdengar suara gaib dari perut Mora.

"Laper hmm?" tanya Gio.

Mora hanya nyengir, "Hehee,"

"Mau sarapan apa? biar abang buatin." Tangan kekar Gio menahan tubuh adiknya agar tidak beranjak dari posisinya sekarang.

"Emang abang gak capek?"

"Enggak," bohong Gio.

Kalau boleh jujur badannya mau remuk saat ini, tapi untuk gadis kesayangannya semua rasa itu seakan lenyap begitu saja.

"So, mau sarapan apa?" tanya Gio.

"Apapun yang abang masak Mora suka."

"Belajar gombal sama siapa hmm?" Gio mencubit hidung Mora yang mancung kedalam alias pesek wkwk.

"Abang ihhh," gadis itu mengusap hidungnya yang sedikit merah karena ulah tangan abangnya yang jahil.

"Biar cepet mancung," kekeh laki-laki itu.

"Nyenyenyeee,"

"Cepet mandi!, abang siapin sarapannya." Gio melepas tangannya yang melingkar di pinggang Mora.

"Iya abangku yang bawel," Mora beranjak dari tubuh Gio.

Cupp

Mora mencium pipi Gio sekilas dan langsung ngacir ke kamar mandi. Gadis itu tertawa lebar melihat ekspresi Gio yang melongo saat mendapat ciuman darinya.

PRAHEKSA Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang