Tiga puluh

13.9K 665 51
                                    

Alpha Famillia👋
Don't forget to support Me⤵

Follow 👤 Save ✔ Reads 📖 Vote 🌟 Comment 💬 Share 📎

🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬
Tapakkan jejak kalian!

Happy Reading All❤





***


Beberapa hari tidak bertemu dengan Mora di sekolah membuat Silla kesepian hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk berkunjung ke rumah sahabatnya itu setelah pulang sekolah.

"Gue gak nyangka Lo jago berantem Mor," heboh gadis itu. Kedua gadis itu asik mengobrol di kamar Mora dan mengabaikan beberapa buku yang telah di bukanya.

Tujuan Silla datang ke rumah Mora adalah untuk belajar bersama mengingat sahabatnya itu tidak akan masuk sekolah selama satu minggu. Ia berinisiatif meminjamkan catatan materi pelajarannya kepada Mora agar gadis itu tidak ketinggalan materi. Tapi realitanya?, bukannya belajar mereka malah gibah-gibah ria.

"Jago...? Ayam kali Sill," canda Mora menanggapi sahabatnya itu.

"Ckkk gue serius ini!" kesal Silla dengan cemberut. Mata gadis itu tiba-tiba mendelik saat melihat jaket denim yang menggantung di samping almari Mora.

"Jaket lo mirip punya Heksa Mor," Silla menyenggol kaki Mora sementara pandangannya masih tertuju pada jaket itu.

"Apa mata gue salah liat," gadis itu mengerjapkan matanya dan hendak mendekat jaket itu namun Mora menahannya.

"Jaket kayak gitu banyak Sill, nohh yang produksi distronya bang Gio yang di Bandung," Ujar Mora meyakinkan.

"Cuma mirip berarti," Silla menganggukkan kepalanya lalu kembali duduk di ranjang Mora.

Sorry Sill gue boong lagi, ucap Mora dalam hati.

Sebenarnya jaket itu miliknya Heksa dan bukan produk distronya Gio. Mora memang sengaja tidak membeberkan kedekatannya dengan Alpha. Di tambah lagi sekarang dirinya memiliki hubungan spesial dengan salah satunya. Bukan masalah privasi, tetapi ada hal lain yang mendasari sikapnya ini.

"Astaga dragon," panik Silla seraya menepuk jidatnya.

"Kenapa Sill?"

"Nyokap pulang, gue lupa jemput di bandara," gadis itu tampak buru-buru merapikan buku yang sejak tadi hanya diabaikan keduanya.

"Gue cabut dulu Mor!"

Mora mengangguk mengikuti Silla yang berjalan menuruni anak tangga rumahnya. "Ati-ati Sill, salam buat nyokap lo," ucap Mora saat keduanya tiba di pintu utama.

"Siyap! Lain kali gue main lagi deh," gadis itu mengaitkan helmnya lalu menyalakan motor maticnya.

Tinn tinnnn

Motor matic itu mulai meninggalkannya pekarangan rumah Mora. Setelah Silla hilang di balik gerbang Mora lalu kembali masuk ke rumahnya.

"Udah pulang?" tanya seseorang yang keluar dari kamar abangnya, tetapi dia bukan si pemilik kamar tersebut.

"Iya,"

"Harus banget ngumpetin pacar sendiri?"

Dia adalah adalah Heksa. Seperti yang Gio bilang, cowok itu akan menemaninya 24 jam meskipun tidak sepenuhnya full sih. Sebetulnya Gio tidak mengijinkan Heksa menginap di rumahnya, tapi setelah mendengar kabar tentang Delta laki-laki itu malah memaksanya agar tinggal di rumahnya untuk sementara waktu.

Menolak...? Tentu saja tidak.

"Lo kan barang seludupan Sa," ejek Mora dengan tawa ringan.

"Gue udah legal jadi pacar lo, kenapa pake acara sembunyi segala sih?" ucap Heksa tak terima. Pasalnya cowok itu harus mendekam di kamar Gio selama berjam-jam karena kehadiran Silla di rumah ini.

PRAHEKSA Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang