dua dua

17.7K 848 61
                                    

"Moraaaa!!"

Teriakan cempreng itu membuat gadis pemilik nama tersebut menutup telinganya rapat-rapat.

"Lo kemarin ngilang kemana? Gue cariin sampe keliling sekolah gak ketemu, mana Hp sama tas lo masih di kelas," oceh Silla tanpa ada spasi antar katanya.

"Udah?" tanya Mora saat dirinya sudah duduk di bangkunya.

Silla membulatkan matanya saat Mora hanya menanggapinya seperti itu. Dimanakah letak hati sahabatnya ini? Dirinya pusing sejak kemarin karena memikirkan keadaannya tapi Mora malah seperti itu kepadanya.

"Bener-bener gak tau diuntung lo Mor," ucap Silla dengan wajah sok garang.

Mora hanya nyengir dengan wajah tak berdosa. Dirinya sudah berjanji pada dirinya tidak akan membeberkan perkara kemarin kepada siapapun termasuk sahabatnya sendiri.

Sorry Sill gue selalu pake topeng di depan lo, gue belum siap kalo lo tau semuanya.

"Mora ada yang nyariin lo,"

***

Tongkrongan yang wajib Alpha datangi jika pagi hari adalah KANTIN. Entah sarapan atau hanya numpang duduk seperti saat ini.

Derap langkah seperti kawanan sapi menggema di sepanjang koridor Cakrawala. Puluhan siswa siswi berlarian sambil saling berbisik membahas topik yang kelihatannya menarik.

"Ada apaan sih?" Tian menyenggol lengan Utta yang duduk di sampingnya namun cowok itu sepertinya juga tidak tau karena Utta hanya mengangkat bahunya acuh.

Berbeda dengan dua Alpha yang sejak tadi fokus dengan smartphonenya masing-masing. Heksa dan Alka sama sekali tidak menggubris kehebohan yang terjadi di Cakrawala pagi itu.

"Gue kepo anjirr, mana pada lari lari gitu," Tian masih saja memperhatikan beberapa siswa yang lewat depan kantin dengan berlarian.

"Dora!!" sahut Utta.

"SAA HEKSAAAA!!!"

Sontak keempat Alpha yang berada di kantin tersebut merotasikan kepalanya kearah teriakan itu. Dari arah samping kantin terlihat Juna berlari kearah mereka dengan terus berteriak memanggil nama Heksa.

"Kantin bukan hutan!" ucap Alka dengan tatapan dingin.

"Apa?"

"Mo-mora," ucap Juna terputus putus karena nafasnya ngos-ngosan tidak teratur.

"Mora kenapa?" sahut Heksa cepat.

"Mora duel sama Siska and the geng di lapangan basket," jari telunjuk Juna menunjuk kearah lapangan basket Cakrawala.

Tanpa babibu Heksa langsung melesat ke tempat yang di ucapkan Juna. Dirinya tak peduli dengan handphone dan tasnya, bahkan keempat temannya yang masih ia tinggal di kantin.

Sesampainya di sana lapangan sudah penuh dengan siswa siswi yang ingin menyaksikan duel tersebut. Di tengah lapangan terdapat dua kubu, kubu pertama ada siska and the geng yang bersekongkol dengan Raya anak Karate yang katanya paling jago, sedangkan kubu sebelah hanya ada Mora seorang diri.

"Shit!!!" umpat Heksa karena dirinya berada di lantai dua. Cowok itu bergegas mencari akal agar dirinya bisa menghentikan gadis itu. Meskipun baru mengenal Mora tetapi Heksa yakin gadis itu lebih ganas dari yang di lihatnya kemarin.

Melawan Delta yang brutal saja gadis itu bisa, bahkan hanya seperti meniup debu yang ada di telapak tangannya. Dan sekarang yang dilawannya hanya perkumpulan cewek cabe?

"Sekarang senjata lo apa?? Di sini gak ada kuah bakso," ejek Siska. Cewek itu terlihat masih dendam dengan kejadian beberapa hari lalu saat dirinya melabrak adik kelasnya itu.

PRAHEKSA Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang