Tiga empat

12.8K 650 75
                                    

Haii jumpa kita lagi👋

Mengingatkan bagi yg belom⤵
Follow 👤 Save ✔ Reads 📖 Vote 🌟 Comment 💬 Share 📎

Jangan jadi GHOST READERS yaww😘
🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬🌟💬

Tencu n enjoy reads ❤










***

Tujuan utama Heksa membawa Mora ke rumahnya adalah untuk memperkenalkan sekaligus mendekatkan gadisnya dengan orang tuanya. Namun ternyata waktunya sedikit kurang pas, Kediaman tuan Kano Agrama sekarang tampak sepi karena pria itu pergi ke acara reuni SMA bersama Istrinya.

Huftttt, padahal orang tuanya belum sempat ngobrol dengan Mora tapi tak apa setidaknya mereka sudah bertemu dengan gadis pilihannya.

Berduaan di rumah yang sepi…? Hal tersebut membuat Heksa semakin bebas dan leluasa melancarkan aksinya kepada gadis yang ia kurung di kamarnya.

Sudah lebih dari dua jam cowok itu berduaan dengan Mora di kamarnya. Ternyata sangat menyenangkan bisa bermanja-manja dengan seseorang yang begitu di cintainya. Kali ini tidak ada si kampret Alpha, Juna, yang akan mengganggunya. Ahhh sungguh nikmat sekali hari ini.

"Amora lo cantik banget sih?" puji Heksa sambil mencolek dagu Mora dari bawah karena posisinya sekarang dirinya tiduran dengan bantalan paha gadis itu.

"Wajarlah gue kan cewek Sa!" jawab Mora dengan datar karena gadis itu fokus menyetir game cacing yang di mainkannya.

"Udahan ahh game-nya!" kesal cowok itu lalu merebut handphone tersebut dan melemparnya hingga ke ujung tempat tidurnya.

Gadis itu membuang nafasnya jengah lalu menunduk dan menampilkan senyum manis. "Mas Heksa kenapa lagi hmm?" tanyanya sambil mengusap rambut lebat Heksa.

Heksa yang tadinya berekspresi cemberut tiba-tiba mesam mesem sendiri ketika Mora memanggilnya dengan sebutan 'Mas'. Gadisnya itu pandai sekali meluluhkan dirinya dengan begitu mudah.

"Mas pengen nerkam kamu!" candanya sok serius lalu menggelitik pinggang gadisnya.

Ahahahaaa

"Udah Sa!" pinta Mora dengan nafas terputus karena tangan Heksa menjelajah pinggang dan perutnya tanpa henti.

"Gak mau," kekeh Heksa tanpa menghentikan jemarinya menggerayangi tubuh Mora.

Gadis itu masih tertawa karena gerakan jari cowok itu menimbulkan rasa yang sangat menggelikan untuknya. Ia tak sadar jika kaos yang di pakainya sudah tersingkap dan hampir terbuka hingga atas.

"U-dahh Saa gu-e cap-pekk!" ujar Mora terputus-putus.

Gadis itu terkulai lemas membuat Heksa tak tega hingga akhirnya dirinya menyudahi aksi gelitikannya itu. Beberapa saat dirinya hanya diam memandangi perut Mora sembari menunggu gadis itu menetralkan nafasnya.

Cupp

"Kapan ya ada anak gue di sini?" tanyanya setelah mengecup perut rata itu.

"Halu dehh!" Gadis itu menoyor kepala Heksa lalu menurunkan kaosnya yang hampir terbuka hingga dada.

"Mau pulang Sa!" pintanya saat melihat jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan Heksa menunjukkan pukul 11.30

Kepala cowok itu menggeleng di pangkuannya kemudian tangan Heksa memeluk perutnya seperti tak mau dirinya pergi dari sana meski sejengkalpun.

"Saa..., gue mau pulang!" rengek gadis itu sambil mengguncangkan lengan kekar yang masih melilit perutnya.

Cowok itu hanya mendongak keatas menubruk tatapannya. "Ini dulu ya! Di kecup aja gpp kok sayang," Ia menunjuk bibirnya sendiri dengan mata memohon.

PRAHEKSA Alpha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang