Chapter 23

1.7K 197 7
                                    

"SHUA!"

Ha Na tersentak bangun dari posisi duduknya. Napasnya terengah-engah, ia meraup wajahnya yang berpeluh dengan kasar, lagi-lagi air mata Ha Na lolos dengan mudah.

"Kau sudah sadar" Suara laki-laki yang familiar mengambil alih perhatian Ha Na.

"Yang Mulia Yong Ram?" Mengenali siapa yang ada di hadapannya, Ha Na mengalihkan pandangannya pada sekitar yang tampak seperti sebuah kamar di penginapan.

"Ini dimana?" Tanya Ha Na, ia menggerakkan tubuhnya perlahan dan mencoba untuk beranjak dari ranjang sederhana tersebut. Namun, Yang Mulia Yong Ram menekan pundak Ha Na agar tetap duduk di tempat.

"Kita ada di penginapan yang tak jauh dari istana" Tangan Yang Mulia Yong Ram sibuk membuka kantung kecil yang ternyata berisi botol kaca dengan cairan hijau pekat.

"Minum ini" Titahnya.

"Apa itu?" Ha Na memincing menatap botol kaca tersebut curiga.

"Kendalikan pikiranmu, kau pikir aku akan meracunimu?" Tangan besar Yang Mulia Yong Ram menyentil  kening Ha Na pelan, namun tetap berhasil menghantarkan sedikit rasa sakit pada gadis tersebut.

"Ini obat dari Pangeran Je Eun. Beliau bilang kau meminum racun 'bunga kematian'" Percaya akan kalimat Yang Mulia Yong Ram dan berpikir laki-laki tersebut tidak memiliki alasan untuk membahayakannya, tangan lemas Ha Na meraih botol kaca tersebut dan meminum cairan yang ada di dalamnya sampai habis.

"Jadi dimana sekarang pamanku?" Tanya Ha Na.

"Beliau berada di istana untuk mengambil barang-barang keperluanmu" Yang Mulia Yong Ram mendudukkan tubuh gagahnya di sebuah kursi tua yang tak jauh dari Ha Na berada.

Ia menatap kagum pada gadis yang ada di hadapannya sekarang, bagaimana bisa gadis bertubuh kurus seperti dia bisa bertahan hidup bahkan setelah meminum racun 'bunga kematian'. Yang Mulia Yong Ram yakin, bahwa hanya Ha Na lah yang lolos dari keganasan racun tersebut.

Namun, Yang Mulia Yong Ram cukup merasa lega. Saat pertama kali mendapatkan kabar dari salah satu bawahannya seketika otaknya menunjukkan gambaran mengenaskan Ha Na yang tergelatak mengenaskan penuh akan darah.

SRET!

"Dimana gadis itu?" Seperti sedang tersihir sesuatu, mendadak tubuh Ha Na berdiri tegap, suaranya berubah parau seperti sedang menahan segala emosi yang ada dalam dirinya, ekspresi wajahnya campur aduk antara sedih, marah, dan merasa bersalah.

"Sudah kubilang jangan berdiri tiba-tiba seperti itu! Tubuhmu-"

"DIMANA GADIS ITU?!" Yang Mulia Yong Ram menatap wajah Ha Na yang sekarang ini  di kuasai amarah.

"Jadi seperti ini dirimu jika sedang marah"

"Ikut aku" Ucap Yang Mulia Yong Ram.

***

"Karena sewaktu pingsan kau terus menggenggamnya, aku tidak bisa mengutus orang untuk menguburnya sembarangan" Ha Na menunduk menatap tubuh Shua yang di tutupi oleh jerami.

"Bunga..aku akan menguburnya di tempat yang penuh akan bunga berwarna cerah" Meskipun berkata demikian tubuh Ha Na tak bergeming, ia masih saja terpaku berdiri menatap Shua.

Ha Na berniat untuk segera menggendongnya, namun jari-jarinya tak bisa ia gerakkan, ia merasa sangat berat untuk bergerak sedikitpun. Yang Mulia Yong Ram menatap Ha Na, perlahan ia bisa melihat tubuh gadis itu mulai bergetar. Ia mengikuti arap pandang Ha Na.

"Hanya seorang dayang, tapi kau sampai seperti ini. Apakah kau terlihat semakin memilukan saat melihat kedua orang tuamu terbunuh di depan mata?" Yang Mulia Yong Ram menghela napasnya pelan, ia berposisi di depan Ha Na dan berjongkok, tangan kekarnya meraih tubuh Shua dan menggendongnya.

Heartless [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang