Chapter 44

1.3K 115 0
                                    

"Setelah itu, setelah orang tua kita berhasil menemukan kita. Setelah kau diangkat oleh ayahmu dan melihat ibumu menangis, itu adalah terakhir kalinya aku melihat wajahmu" Yang Mulia Yong Ram menatap sedih ke arah tubuh Ha Na yang terkulai lemas dibahadapannya.

Ia sekarang berada di ruang tabib istana. Ha Na telah diberikan perawatan sebaik mungkin yang para tabib bisa, dan sekarang yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu Ha Na, apakah gadis itu melewati masa kritisnya atau tidak.

Kini semuanya telah berakhir. Pangeran Je Eun membereskan kekacauan yang terjadi diistana malam ini, ia telah memasukkan Ha Ni di sel penjara dengan keadaan kaki terikat rantai besi.

Setelah melihat semua yang terjadi, dan dibantu oleh persetujuan para tamu penting dari istana maupun kerajaan lain, para petinggi memutuskan untuk mengembalikan nama baik Ha Na dengan mengumumkan semuanya kepada rakyat.

Yang awalnya semua penjuru kerajaan mengutuk Ha Na kini berbalik menyerang Ha Ni.

Pemimpin sebelumnya telah berubah menjadi kriminal lekas atas, penerus yang seharusnya tengah melawan masa kritisnya. Karena kondisi yang tidak stabil itu para petinggi setuju untuk mengangkat pangeran Je Eun sebagai pemegang kedudukan tertinggi sementara di kerajaan Yang.

Beberapa hari Yang Mulia Yong Ram berada disamping Ha Na yang masih tidak sadarkan diri, beberapa hari itu juga keadaan di kerajaan Yang sedikit demi sedikit mulai membaik, dan hari ini adalah hari terakhir Yang Mulia Yong Ram dapat menemani Ha Na. Ia tidak bisa meninggalakan kerajaannya lebih lama lagi.

"Jika dia telah bangun, tolong segera kabari aku, pangeran Je Eun"

"Aku mengerti, Yang Mulia Yong Ram"

Pemimpin kerajaan Yonghwa itu membelai pipi Ha Na dengan lembut, tatapan sedihnya tidak berhenti terpancar dari kedua manik mata itu, Yang Mulia Yong Ram mengecup kening Ha Na singkat sebagai tanda perpisahan.

"Segera bangunlah, Ha Na. Aku akan menunggumu" Bisik Yang Mulia Yong Ram pada Ha Na.

***

Setelah menghantarkan kepergian Yang Mulia Yong Ram, pangeran Je Eun segera kembali masuk ke dalam ruangan rapat. Para petinggi telah menunggunya untuk membahas apa yang akan mereka lakukan pada Ha Na dan Ha Ni.

Setelah masuk ke ruangan rapat itu, adik Yang Mulia Je Ha tidak menaiki singgahsana. Ia hanya berdiri dibawah tangga tempat duduk pemimpin kerajaan Yang itu. Dalam dirinya, meskipun berkedudukan sebagai pemimpin sementara, ia tetap tidak pantas untuk duduk diatas sana.

"Baiklah, mari kita bahas"

"Melakuakan pembunuhan berencana, menipu seluruh penghuni kerajaan Yang, dan melakukan penuduhan. Semua itu adalah kejahatan yang tidak dimaafkan, Pangeran Je Eun"

"Aku tahu"

"Kami ingin pelaku kejahatan tersebut dipenggal dihadapan rakyat!" Ucap salah satu petinggi sebagai perwakilan.

"..." Pangeran Je Eun tidak bisa mengiyakan perminataan itu dengan mudah. Meskipun memang itu adalah hukuman yang pantas untuk tindakan yang dilakukan Ha Ni, namun terlepas dari semua itu Ha Ni tetaplah keponakannya, ia merasa bersalah kepada kakaknya jika memberikan hukuman seperti itu.

"Untuk sementara, kita akan membiarkan Ha Ni di sel tahanan terlebih dahulu. Kita tunggu sampai Ha Na siuman dan mampu memimpin kerajaan ini. Ini adalah keputusan yang sulit, pemimpin sementara sepertiku tidak layak memutuskan hal seperti ini, ditambah hal yang bersangkutan adalah Ha Na, jadi biarkan Ha Na yang memutuskan"

"Tetapi pangeran-"

"Aku mohon pengertian kalian. Memberi hukuman mati pada keponakanku sendiri..., adalah hal yang sulit untukku" Ucap pangeran Je Eun yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi sedihnya.

Heartless [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang