Hari telah menjadi pagi, matahari terik telah menyinari Kerajaan Yang yang nampak damai. Berkali-kali Pangera Je Eun menghentikan langkahnya dan berbalik untuk menatap keponakan brandalannya. Ha Na yang mulai lelah melambaikan tangannya pun berkacak pinggang dan memberikan isyarat dengan tangannya agar Pangeran Je Eun segera pergi.
"Hah" Hela Pangeran Je Eun. Jika saja keadaannya tidak seperti sekarang Pangeran Je Eun dengan tenang akan meninggalkan Ha Na, tapi masa depan keponakannya itu sedang tidak baik-baik saja.
"Jangan lupa kata-kataku tadi! Jika kau butuh bantuanku kirim pesan pada toko yang memiliki cap 'Pangeran Berkuda' di plangnya" Teriak pangeran Je Eun agar Ha Na dapat mendengar suaranya dengan jelas.
"Aish, aku mulai bosan mendengar kata itu.." Gumam Ha Na.
"Aku paham paman! Cepat pergilah!" Balas Ha Na pada Pangeran Je Eun.
Kali ini Pangeran Je Eun benar-benar melangkahkan kakinya mantap meninggalkan Ha Na. Ia meyakinkan dirinya dengan keputusan Ha Na dan Ia percaya pada Ha Na bahwa keponakannya itu akan bangkit kembali.
Melihat pamannya telah hilang dari jarak pandangnya, Ha Na memutar tubuhnya menghadap Yang Mulia Yong Ram.
"Apakah saya harus mengulangi jawaban saya waktu itu?" Tanya Ha Na sembari menatap manik mata laki-laki gagah itu.
"..." Yang Mulia Yong Ram hanya diam menatap wajah cantik Ha Na, tatapan yang tak bisa di artikan.
"Baiklah, dengarkan sekali lagi Yang Mulia Pemimpin Kerajaan Yonghwa. Saya, Kim Ha Na, menolak ajakan anda untuk merebut barak utara milik Kerajaan Yang! Dan urusan kita sudah selesai, terima kasih banyak atas bantuan anda selama ini"
"Bukankah sekarang kau akan mencari bukti?" Ucap Yang Mulia Yong Ram.
"..benar, lalu?"
"Aku akan membantumu"
"Telinga anda yang bermasalah atau otak-"
"Aku tidak membutuhkan bantuanmu untuk mengambil wilayah barak utara" Potong Yang Mulia Yong Ram
"Dan keuntungan apa yang akan anda dapat dari membantu saya?" Ha Na mulai merasa lelah berdiri terlalu lama, ia menyandarkan tubuh idealnya pada pilar penyangga.
"Bantu aku merebut Kerajaan Yonghwa" Ucap Yang Mulia Yong Ram dengan wajah seriusnya.
"Anu, maaf. Bukankah seharusnya yang terkena gangguan mental seharusnya saya?" Ucap Ha Na blak-blakan, bahkan kini ia menjaga jarak dengan Yang Mulia Yong Ram.
"Aku tahu kau pintar Ha Na. Kau pasti sudah mengetahui jawaban dari pertanyaanmu sebelumnya. Kenapa aku tak memiliki satupun pengawal disisiku? Kenapa aku yang notabennya seorang Raja bisa berkeliaran dengan bebas dan berada di sini cukup lama?" Ha Na hanya terdiam.
Memang benar ia telah memiliki jawabannya sendiri atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ha Na menganggap jawaban pribadinya itu hanya sebuah kemungkinan dengan kebenaran yang tidak lebih dari tiga puluh persen. Tetapi setelah mendengar kalimat Yang Mulia Yong Ram, jawaban yang ia simpan sendiri kebenarannya tak diragukan lagi. Malah sekarang ia memiliki pertanyaan baru.
"Bagaimana bisa sosok laki-laki yang terlihat berkompeten bisa menjadi 'boneka'?"
Lagi-lagi Ha Na menghela napasnya berat, jemarinya memijat pangkal hidungnya kuat-kuat. Ia merasa sedikit pusing. Ia pun juga memerlukan bantuan tetapi jika mengiyakan uluran tangan Yang Mulia Yong Ram timbal baliknya pun tidak mudah untuk dilakukan.
"Hei, laki-laki aneh.." Otaknya tak bisa lagi dijalankan dengan benar, Ha Na benar-benar lelah dan ia memiliki kebiasaan yang tidak ia sadari saat otaknya terlalu banyak bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless [TAMAT]
Ficción históricaTerlahir sebagai anak kembar dari Permaisuri Kerajaan Yang. Ha Na, si kakak. Memberikan posisi yang seharusnya ia duduki pada si adik, Ha Ni. Ia memilih untuk melindungi Ha Ni untuk menggantikan posisi ayahnya menjadi seorang pemimpin. Untuk bisa me...