"I-ibu? A-ayah?" Alat makan tak lagi berada di kedua tanga Ha Na akibat rasa lemas ditambah terkejut menyaksikan kedua orang tuanya tergeletak dilantai ruangan itu dengan darah segar masih mengalir dari mulut mereka masing - masing.
Ha Na berlari menghampiri Yang Mulia Je Ha dan Permaisuri Naomi, tangannya bergetar hebat saat kedua orang tuanya tak menanggapi suara teriakannya yang terus memanggil - manggil mereka.
Ha Na menggendong Permaisuri Naomi dipunggungnya, meskipun sekarang punggung dan lengannya dialiri darahnya sendiri akibat luka panah yang masih basah, Ha Na mengabaikan hal itu, melihat kedua orang tuanya sekarat membuat indra perasanya ia paksa mati.
"P-paman tolong bopong ayah! Ha Ni tolong jaga ibu agar tidak jatuh dari gendongan-"
DEG!
Semua yang ada di dalam ruangan itu bernasib sama kecuali Ha Na. Choi Yun dan Do Rim sudah tak sadarkan diri diatas meja makan, sedangkan Ha Ni masih mendapatkan kesadarannya meskipun darah telah berceceran dari mulutnya. Ia menatap adik kecilnya yang juga tengah menatapnya, melihat wajah Ha Ni yang tak bedaya jantung Ha Na terasa lebih diremas, tanpa sadar air mata telah berlinang.
"K-kakak..s-sakit"
BRAK!
Sekelompok pria yang tak dikenal menerobos masuk ke dalam sana, disana hanya tinggal Ha Na sendirian. Dengan hati - hati ia kembli menurunkan Permaisuri Naomi, masih dengan air mata mengalir deras Ha Na menatap nyalang pada orang - orang tak dikenal tersebut.
"Siapa kalian?" Tanya Ha Na.
"Hanya pastikan, lalu pergi" Pertanyaan Ha Na diabaikan oleh sekelompok pria tersebut.
Ha Na berlari mengambil pedang yang bertengger di atas nakas ujung ruangan makan, ia melepaskan sarung pedang terburu - buru. Tangannya bergetar hebat, pedang yang sebelumnya dapat ia pegang dengan mudah telah terjatuh, pedang itu terasa amat berat, padahal antara pedang itu dan miliknya terbuat dari besi yang sama, Ha Na kembali memungut pedang tersebut menggunakan tangan lainnya, namun hal yang sama terjadi. Jantungnya berpacu cepat, napasnya terasa menyakitkan, Ha Na masih berusaha menggenggam pedang itu dengan kedua tangannya.
JLEB
Suara tusukan berhasil mengalihkan perhatian Ha Na. Ia terhuyung dan terduduk lemas menyaksikan sekelompok pria itu menusukkan pedang yang mereka bawa pada jantung kedua orang tuanya, Choi Yun, Do Rim, dan sekarang salah satu dari pria itu sedang berjalan ke arah Ha Ni.
"Tidak!" Ha Na berlari menuju adik tersayangnya, ia berdiri menghadang pria tersebut yang sudah mengangkat pedangnya tinggi - tinggi. Pria itu menatap Ha Na dari ujung kepala hingga kaki tanpa ekspresi, setelah itu ia dan kelompoknya pergi keluar dari ruangan itu. Setelah beberapa saat mereka pergi, para prajurit datang menyaksikan Ha Na menatap pilu keluarga kecilnya yang tak bernyawa.
***
"Yang Mulia" Seseorang yang berpakaian seperti prajurit memangil Yang Mulia Yong Ram yang masih sedang berdiskusi dengan Raja Kerajaan Shina. Dengan sopan ia meminta Raja dari tanah subur itu untuk memberinya sedikit waktu. Yang Mulia Yong Ram menatap prajurit tersebut, memberikan sinyal bahwa ia boleh mendekat.
"Omong kosong macam apa itu?!" Yang Mulia Yong Ram tampak terkejut sekaligus marah setelah mendengar kata - kata dari prajurit itu melalui bisikan.
***
Kini Ha Na mendekam dibalik jeruji, lembab, tanpa ventilasi, hanya sebuah obor yang menjadi sumber penerangan di dalam sana selama hampir satu bulan penuh. Ia berada di dalam penjara bawah tanah terdalam, penjara yang hanya diperuntukkan pada orang dengan kriminal berat, dan sekarang Ha Na telah menjadi tersangka pembunuhan pada Raja dan Permaisuri Kerajaan Yang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless [TAMAT]
Ficção HistóricaTerlahir sebagai anak kembar dari Permaisuri Kerajaan Yang. Ha Na, si kakak. Memberikan posisi yang seharusnya ia duduki pada si adik, Ha Ni. Ia memilih untuk melindungi Ha Ni untuk menggantikan posisi ayahnya menjadi seorang pemimpin. Untuk bisa me...