"Kenapa dia-" Ha Ni buru - buru menarik tangan Ha Na mendekati sosok yang berdiri sedikit jauh darinya, sosok itu masih sibuk dengan aksesoris yang ada digenggamannya sekarang. Liontin giok berwarna hitam mengkilat dengan tali menjuntai berwarna emas dan biru yang mengingatkannya pada seseorang.
"Bagaimana bisa liontin ini membuatku ingat padanya?" Ia menggeleng - gelengkan kepalanya samar, menanyakan kewarasannya sendiri karena melihat gadis yang membuatnya kehabisan kata - kata dari pantulan giok tersebut.
"T-tuan Yong Ram" Merasa di panggil ia memutarkan punggungnya ke arah sumber suara.
"Putri..., Ha Ni?" Ha Ni memberikan senyuman manis pada Yang Mulia Yong Ram, di balik tubuh Putri Kedua Kerajaan Yang itu Yang Mulia Yang Ram melihat sosok yang sama tetapi dengan aura yang berbeda.
Dari sudut pandang Yang Mulia Yong Ram, Ha Ni seperti di kelilingi bunga - bunga cantik dengan aneka warna, namun saat melihat Ha Na Yang Mulia Yong Ram hanya melihat asap hitam ke unguan seperti racun mematikan dengan menunjukkan ekspresi yang mengatakan bertemu dengannya adalah sebuah kesialan.
"Perbedaan mereka semakin jelas" Batin Yang Mulia Yong Ram.
"Suatu kebetulan bertemu dengan Anda. Saya rasa Anda cukup sering keluar istana tanpa pengawal. Itu sangat berbahaya, lain kali bawalah pengawal Putri Ha Ni" Ha Ni tampak tersipu mendengar kalimat Yang Mulia Yong Ram, kalimat yang terdengar seperti mengkhawatirkan dirinya.
"Tidak perlu, Tuan. Bersama kakak saja keamanan saya pasti terjamin" Ha Ni menarik kakaknya untuk lebih dekat, ia ingin memperkenalkan Ha Na dengan orang yang membuat hatinya menggebu - gebu. Meskipun ia belum menceritakan perasaan itu pada Ha Na.
"Ah, tentu saja. Jika bersama Putri Ha Na tidak akan ada yang dapat melukai Anda, jangankan mendekat hanya melihat dari kejauhan saja Putri Ha Na pasti akan mengancam orang itu" Ha Na menatap tajam Yang Mulia Yong Ram, alisnya mengerut tak suka karena ia mengerti apa maksud kalimat pemimpin Kerajaan Yongwa tersebut. Yang Mulia Yong Ram sedang menyinggung kejadian terakhir kali yang merupakan pertemuan pertama mereka.
"Kalian saling kenal?" Tanya Ha Ni bingung.
"Tentu saja, bagaimana bisa aku tidak mengenal orang mesum ini"
"Orang mesum? Permisi, kata - katamu berlebihan Putri Ha Na" Mereka berdua sama - sama bersedekap dada dan saling menatap tajam, kilatan petir dari mata mereka berdua membuat Ha Ni sedikit ketakutan jika dua orang itu akan bertindak lebih jauh lagi. Bahkan Ha Na yang awalnya berposisi berdiri disampingnya sudah melangkah lebih jauh mendekat kearah Yang Mulia Yong Ram.
"Berlebihan? Itu adalah kata - kata yang pas. Anda hampir melihat-"
"Ini!" Kalimat Ha Na segera di potong oleh Yang Mulia Yong Ram menggunakan sebuah liontin yang di pegang menggantung tepat dihadapannya.
"Aku sudah meminta maaf sebelumnya. Ini sebagai tanda permintaan maafku, jangan ungkit hal itu lagi" Saat memberikan liontin giok itu pada Ha Na Yang Mulia Yong Ram membuang mukanya. Ha Ni yang melihat hal itu, menyadari Yang Mulia Yong Ram berbicara santai pada Ha Na, ia hanya bisa terdiam dan mematung.
***
"Bukankah sebelumnya tuan mengatakan akan berkunjung ke istana? Padahal saya sudah bersiap ingin menyambut tuan dengan baik" Tak ada yang bisa Ha Na lakukan, meskipun ia ingin menyingkirkan Yang Mulia Yong Ram dari pandangannya tatapan Ha Ni pada pemilik tanah Yonghwa itu membuatnya bertahan.
"Saya ingin menikmati keelokan Kerajaan Yang lebih lama, oleh karena itu saya mengusulkan pada Yang Mulia Je Ha untuk melakukan komunikasi melalui surat, dan untungnya Yang Mulia menyetujuinya"
"Ah, jadi seperti itu" Ha Ni dan Yang Mulia Yong Ram berjalan berdampingan, sesekali mereka berhenti hanya untuk melihat lebih detail barang yang menarik perhatian mereka. Sedangkan Ha Na berjalan di depan dua orang tersebut, ia sibuk mengawasi jalan sembari melahap manisan buah.
Dari samping Yang Mulia Yong Ram dapat melihat pipi Ha Na mengembang karena terlalu banyak memuat manisan. Jika beberapa saat yang lalu Yang Mulia Yong Ram melihat Ha Na seperti sesuatu yang harus di hindari, kini dimatanya Ha Na terlihat seperti tupai yang sedang sibuk dengan makanannya.
"Pftt"
"Ada apa tuan?" Tanya Ha Ni penasaran apa yang memicu tawa laki - laki di sampingnya.
"Tidak, bukan apa - apa" Ha Ni hanya mengangguk pelan, tatapannya kini tengah mengarah Sang kakak.
***
"Sepertinya kita akan berpisah sampai disini saja" Yang Mulia Yong Ram menghentikan langkah kakinya saat jarak antara dua Putri Kerajaan Yang itu sedikit jauh.
"Tidak bisakah kita berjalan sedikit lebih-"
"Maaf, Putri Ha Ni. Saya sedang banyak urusan disini" Ha Ni terlihat sedikit kecewa, dalam hatinya ia tak ingin berpisah dengan Yang Mulia Yong Ram, berjalan - jalan sampai matahari tepat di atas kepala masih belum cukup dan terasa singkat bagi Ha Ni.
"Ah, m-maaf atas ketidaksopanan saya" Yang Mulia Yong Ram menganggukkan kepalanya samar. Ia mulai beranjak meninggalkan dua gadis tersebut.
SYUTT
Sebuah anak panah melesat jauh dari arah depan.
SRETT
Ha Na menarik tangan Yang Mulia Yong Ram dengan cekatan hingga posisinya sekarang berada di depan tubuh gagah tersebut. Dengan gesit tangannya mengeluarkan belati kecil yang ia sembunyikan dari balik lengan bajunya.
TRAK
SYUTT
Anak panah pertama berhasil di patahkan oleh Ha Na menggunakan belati tersebut, demikian dengan anak panah kedua yang tersusul beberapa detik setelah ia menebas anak panah pertama.
"Apa yang kau lakukan?!" Yang Mulia Yong Ram telah mengetahui keberadaan pemanah yang bersembunyi di atas pohon terlebih dahulu, ia sengaja membiarkan pemanah tersebut untuk melepaskan anak panahnya karena baginya mematahkan anak panah adalah hal yang mudah. Namun Ha Na membuatnya terkejut, gadis itu maju tanpa ragu mematahkan anak panah yang melesat cepat untuknya, selain itu sebagai laki - laki harga diri Yang Mulia Yong Ram terluka.
"Hal seperti ini sudah menjadi tugas saya. Yang Mulia adalah tamu di Kerajaan ini, jika sesuatu terjadi pada anda sedikit saja, kerjasama yang masih akan terjalin pasti memiliki kendala" Ha Ni nampak terkejut saat Ha Na memangil pria yang ia kenal dan ia pikir hanya bangsawan atau bahkan saudagar biasa dengan status tinggi. Keterkejutan dan kebingungan yang Ha Ni alami tak dapat ia ungkapkan, napasnya terlebih dahulu kembang kempis, ia juga terlihat amat ketakutan. Anak panah yang tak ia ketahu kedatangannya membuatnya membayangkan bagaimana jika benda dengan ujung yang tajam itu menembus jantungnya.
SYUTT
JLEB
Mata Ha Ni melebar sempurna, sudut matanya mengeluarkan cairan bening hingga mengalir di pipinya, tubuhnya bahkan bergetar hebat.
"K-kakak?" Di Depannya telah berdiri Ha Na sembari memeluknya erat. Mendengar adiknya bersuara Ha Na melepaskan pelukannya, matanya menulusuri tubuh adiknya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Kau tak apa?" Tanya Ha Na pada Ha Ni.
"T-tidak apa, t-tapi kakak.." Yang Mulia Yong Ram dapat melihat anak panah menancap di punggung Ha Na diselingi dengan darah mengalir deras dari sana.
"Apa kau bodoh?!" Yang Mulia Yong Ram membalikkan tubuh Ha Na dengan kasar, ia menatap wajah Ha Na yang tak lagi memiliki warna disana, wajah itu berubah menjadi pucat pasi.
"Cepat naik!" Titah Yang Mulia Yong Ram, ia telah berjongkok bersiap untuk menggendong Ha Na di punggungnya.
"Aku tidak apa-"
"Jika tidak, aku akan membatalkan kerja sama Kerajaan kita!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartless [TAMAT]
Ficción históricaTerlahir sebagai anak kembar dari Permaisuri Kerajaan Yang. Ha Na, si kakak. Memberikan posisi yang seharusnya ia duduki pada si adik, Ha Ni. Ia memilih untuk melindungi Ha Ni untuk menggantikan posisi ayahnya menjadi seorang pemimpin. Untuk bisa me...