iya kah?

162 16 0
                                    

"emm va-" ucap kanza terhenti saat dering telfon yang berbunyi ia melihat hp nya ternyata gilang menelfonya dan saat ingin mengangkat telfon itu di matikan sepihak dan tak lama ada chat dari gilang.

kak gilang

kamu lagi sibuk ya 

kakak cuma mau bilang besok kakak ke jakarta

kanza yang mendapat kabar itu langsung menutup mulutnya ia takut jika ia akan berteriak kegirangan dan merusak suasa yang buat kevan ia sungguh bahagia akan bertemu lagi dengan kakak nya setelah berbulan bulan ia tinggal dengan kevin.

"kenapa za ada apa?" tanya kevan yang merasa cemas dengan ekpresi kanza saat melihat hp
"emm gak papa kok van tapi maaf kita bisa pulang sekarang gak?"
"loh kenapa"
"gak papa sih"
"ya udah tapi tolong jawab dulu yang tadi" kanza langsung terdiam dengan perkataan kevan ia sungguh bingung harus menjawab apa kalau ia tidak segera menjawab dan hanya diam ia takut akan seperti waktu itu

"emm maaf van untuk menju kesana aku belum siap dan jujur aku belum mau"

"aku gak minta kita nikah bulan depan atau besok za aku cuma mau mengikat kita"

"tapi sekali lagi aku minta maaf aku belum bisa tapi jika kamu benar benar ada niat mungkin lusa kamu bisa bertemu dengan sesorang yang akan menentukan kelanjutan hubungankita sekali lagi maaf aku belum bisa untuk menjawab iya"

"siapa dia kenapa aku harus menemuinya kita yang menjalani aku dan kamu kenapa harus ada orang lain yang menentukan kelajutan hubungan kita"

"tetapi sudah dari dulu setiap ada lelaki yang mendekati ku harus bertemu terlebih dulu dengan kakak ku"

"ohh kakak mu kenapa tidak bilang dari tadi aku pasti akan menemuinya dan meminta restunya"

"tapi tidak semudah itu van"

"kenapa"

"lihat saja nanti yang akan iya lakukan aku pun tak tau dari dulu tak ada lelaki yang bisa lulus dari kakak ku"

mereka lanjut mengobrol denngan berjalan menuju mobil. saat di mobil seperti biasa kanza meminta kevan menurunkannya sedikit jauh dari rumah kevin ia sangat mengahargai privasi dari kevin dan menurutnya rumah kevin adalah salah satu privasinya.

setelah keluar dari mobil kevan dan sedikit berjalan menuju rumah akhinya kanza sampai di depan rumah kevin ia membuka gerbang kemudian menuju pintu masuk yang ternyata di kunci ia pun mencari kunci di tas nya.

kanza sudah mencari di tas nya dan ternyata tak kunci itu tak ada di dalam tas nya ia mencoba mengiat dimana ia meletakan kunci itu, 'ah aku lupa bawa tadi masih di meja' kanza meratapi nasipnya yang tak membawa kunci.

kanza berjalan mondar mandir di depan pintu hingga matanya melihat mobil kevin di dalam garisi rumah.'astaga ternyata kevin udah pulang kenapa aku baru liat mobilnya sih' kanza kesal dengan diri nya sendiri 

ia pun mengetuk pintu rumah beberapa kali hingga pintu tersebut terbuka dan saat pintu sudah di buka dan memunculkan sesosok kevin sanjaya kanza langsung memeluknya kevin yang tak tau mengapa kanza memeluknya hanya membalas pelukan dari kanza

"kenpa za" tanya kevin
"besok kak gilang ke jakarta"
"ooh udah tau kok aku"
"ih gak asik banget sih" kanza pun sedikit sebal dengan jawab kevin langsung melepaskan pelukannya

"oh iya kev aku mau cerita tapi bentar aku kemar mandi dulu kebelet kamu tunggu di depan tv ya" kanza langsung berlari ke kamar nya dan sesuai pesan kanza kevin berjalan ke ruang tengah untuk menunggu kanza, tak lama kanza sudah kembali dari kamar dengan baju rumahannya ia pun mendudukan diri ke sebelah kevin duduk.

 "mau cerita apa"
"jadi gini...."kanza pun menceritakan kejadian saat ia dilamar secara mendadak oleh kevan

"hah sumpah untung gilang nelfon kamu ya"
"iya kev sumpah kalok gak aku udah gak tau harus ngomong apa"

"kamu udah makan malem belom?"
"udah kok tadi sama temen temen"

"eh iya kak gilang ingnep disinikan atau di hotel?"
"disini lah udah aku siapa kok kamarnya"

setelah mereka mengobrol dan berlanjut bermain game mereka kemabali ke kamar masing masing dan melanjukan kegiatan masing masing.


sory gk jd double up soal nya semalem tiba tiba mati listrik :(

Return || Kevin SanjayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang