Chapter 33

771 58 6
                                    

Hamparan bintang menghiasi malam gelap ini. Di terangi dengan rembulan yang membuat kedua insan semakin mengeratkan pelukannya.

Farzan menatap teduh wajah indah itu, wajah yang mampu membuatnya bertekuk lutut. Semua kegelisahan di dalam hatinya akan hilang saat melihat wajah itu.

"A'," panggil Naira yang masih tetap dengan posisinya.

Pria tersebut menolehkan kepalanya. Sebelah alisnya terangkat seolah mengatakan 'Apa?'.

Naira tampak ragu saat akan melontarkan pertanyaan ini. Namun, rasa penasarannya lebih besar.

"Emmm, selama ini aku gak pernah bertemu dengan orang tua Aa'."

Senyuman Farzan luntur, dan di gantikan dengan raut wajah sedih.

"Apa kamu ingin bertemu dengan mereka?" tanya Farzan.

Naira mengangguk semangat, "Tentu. Aku ingin bertemu dengan mereka. Emm, apa mereka sedang di luar negeri?"

Farzan hanya tersenyum tipis. "Besok kita akan bertemu mereka." putus Farzan. Naira tersenyum manis, dia tidak sabar bertemu dengan mertuanya. Ya, meskipun dia juga takut jika nanti mertuanya akan galak seperti yang dia baca di novel. Semoga saja, mertuanya tidak segalak yang dia pikirkan.

Naira mengeratkan pelukannya, dia menikmati usapan lembut pada rambutnya.

"A'." Farzan hanya berdehem singkat sebagai jawaban. Naira memperbaiki posisinya.

"Kenapa Aa' menerima pernikahan ini? Padahal Aa' tidak mengenalku waktu itu." Farzan terdiam sejenak, dia mengingat kembali hari pernikahannya. Hari dimana kehidupannya mulai berubah.

"Semua terjadi begitu cepat, aku bahkan tidak dapat berpikir jernih waktu itu. Jika kau di posisiku waktu itu, mungkin kamu akan melakukan hal sama." Naira terdiam, dia menunggu Farzan melanjutkan ucapannya.

"Waktu itu, aku melihat kasih sayang seorang Ayah kepada putrinya. Walaupun ajalnya sudah dekat, dia masih menyempatkan untuk memberikan suami yang terbaik untuk putrinya. Daddy memberiku kepercayaan yang sangat besar untuk menjaga putrinya. Dan aku tidak bisa menolak hal itu."

Farzan tersenyum tipis. "Faizah, aku memang tidak mengenalmu. Tapi mengapa, saat melihat wajahmu. Hatiku tergerak untuk menerima pernikahan ini. Aku merasa kamulah jawaban dari do'aku."

Naira mendongakkan kepalanya, dia menatap wajah tampan itu. Merasa di perhatikan, pria tersebut menundukkan kepalanya. Dia meniup pelan poni istrinya, sehingga membuat sang empu tersentak.

Namun, raut wajah tersebut seketika sedih. Dia teringat dengan almarhum Daddy-nya. Rindu, itu yang dia rasakan selama beberapa bulan ini.

Farzan tersenyum melihat perubahan istrinya, dia tahu kalau Naira sedang merindukan Daddy-nya.

"Aku tidak menyangka akan menikah secepat ini," ucap Farzan membuat Naira mendongakkan kepalanya.

"Semua seakan mimpi, dan aku tidak menyangka mendapatkan seorang istri yang..." Farzan menggantung ucapannya. Gadis itu melepas pelukannya, dia menatap Farzan dengan raut wajah penasaran.

"Yang apa?" tanya Naira.

Pria tersebut tersenyum tipis. "Sini." titahnya menyuruh Naira mendekat.

Naira yang masih belum mengerti pun menurut, dia mendekatkan telinganya. Hal itu membuat Farzan semakin tersenyum. Pria tersebut mulai mendekatkan bibirnya tepat di telinga istrinya.

"Istri yang cantik seperti dirimu."

Cup.

Dengan cepat Farzan beranjak dari duduknya dan berlari masuk ke dalam rumah sambil tertawa. Naira di buat mematung saat Farzan mencium pipinya.

𝟎𝟐:𝟎𝟎 |𝐀𝐤𝐮 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡?!|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang