2.0

1.1K 158 6
                                    

Kamar bernuansa elegan yang semula tertata apik kini harus berantakan seperti diterpa zombi, sipemilik kamar hanya pasrah memandangi kamarnya untung ia sabar menghadapi ketiga temannya yang minus akhlak.

Bantal berceceran bahkan kapuknya meleber entah dibuat apa oleh temannya, selimut juga melorot kelantai, buku yang semula tertata apik juga sudah acak-acakan, bungkus jajan dimana-mana belum lagi kulit kacang,  bahkan kulit kuaci juga ada. Dikamar itu isinya hanya 4 gelintir orang tapi seperti satu Rt rusuhnya.

Anehnya Jeno selaku yang punya kamar heran kenapa ia betah berteman dengan Haechan, Jaemin dan Renjun yang kelakuannya ngalahin anak setan. Mungkin sudah terbiasa sedari kecil sama mereka bertiga.

"YAAK YAAK YIIHAOOO" sorak Haechan tengah mendeskripsikan permainan yang kini ia mainkan yaitu kungfu, dan lawan mainnya sekarang adalah saudara Jeno. 

Jeno menaikkan kaca matanya yang agak melorot, wajah tampan itu benar-benar fokus. Ia harus menang, jika tidak siap-siap wajah tampannya akan dijadikan bahan obralan oleh Haechan, seperti Renjun dulu yang harus melayani setiap orang yang ingin foto dengannya bersyarat membayar 10 ribu.

Haechan oknum itu hanya bagian menerima uang, lumayan 1 orang 10 ribu. Bayangkan dulu Renjun yang mengajak foto ada 100 anak lebih secara bergantian dan bahkan ada cowok juga. Bisa kalian hitung keuntungan yang Haechan dapat. Bahkan kerumunan dulu sampai dibubarkan oleh guru-guru saking ricuhnya.

Renjun memang sefamaus itu apalagi dia inti GARVENDAS, dan sekarang menyandang status sebagai wakil ketua OSIS.

Bisa diyakinkan jika kalian masuk kedalam markas GARVENDAS kalian bisa melihat butiran kristal tengah berkumpul. Karena anak-anak GARVENDAS terkenal ketampanannya. Selain berbakat, berprestasi dan memiliki visual no kaleng-kaleng.

Dan sekarang Haechan sedang mengincar Jeno untuk dijadikan mangsa, dan bodohnya Jeno mau-mau aja bertaruh dengan Haechan.

Ctak

"YESSSSS GUE MENANG WUHUUU YEYYY GAK JADI OBRAL, GAK JADI OBRAL~" nyanyi Jeno bahagia sambil berjoget tidak jelas. 

Haechan berdecak kesal, ia menatap Jeno yang bahagia itu datar, pupus sudah harapannya menjadikan Jeno korban selanjutnya.

"Emang dasar temen laknat ya cuman si Haechan, bisa-bisanya mau ngobral temen. Udah cukup gue yang lo jadiin korban ya kambing" dengus Renjun sambil melempari Haechan kulit kacang.

"Gini ya Njun, punya temen yang visualnya diatas rata-rata itu harus dimanfaatkan, biar dapat untung"

"Iyaa untung di elo buntung di guee bangsat" ujar Renjun.

"Syukur banget si Jeno bisa ngalahin lo. Kalo enggak, gue yakin mungkin keadaannya nanti bakal lebih parah dari gue"

"Gue kok dilawan" ucap Jeno bangga.

"Yeuuu dasar sombong amat" ucap Haechan melempari Jeno guling sebelum berpindah tempat disamping Jaemin.

"Lagian lo milih lawan juga salah dodol, yang lo lawan aja pawangnya karate" ujar Renjun.

"Ya siapa tau Jeno lemah kalo di game" saut Haechan.

"Gimana kalo gue tantang di real?" celetuk sitampan berkacamata. 

"Ampun paduka Jeno saya ucapkan banyak terimakasih. Kasian mami saya ntar gak bisa ngenalin wajah anaknya yang tamfan ini"

"Mending sama si Jaeman aja nih gue ikhlas lahir batin. Nih orangnya, cocok buat diadu sama lo, yaah setara lah ototnya" ucap Haechan sambil menarik lengan seragam Jaemin menampilkan bisep yang menggoda membuat Haechan iri.

My Babu is Their Queen [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang