24.0

529 93 34
                                    

"Mau pulang bareng gak Jii?" tawar Jeno.

Keduanya memang pulang agak lebih telat dikarenakan ada pelajaran tambahan dari pak Halim, bagaimana pun olimpiade bulan ini adalah olimpiade bergengsi yang tentu hadiahnya tidak main-main, otak mereka berdua harus ekstra bekerja keras agar bisa memenangkan perlombaan tersebut karena melihat lawan mereka yang tentunya sulit untuk ditakhlukkan.

"Gak deh Jen makasih tawarannya ya, Jaemin nunggu diparkiran" ucap Jisoo tersenyum.

Jeno tersenyum mengangguk paham sebagai balasan.

Berjalan dilorong yang tidak bisa dibilang sepi karena masih ada murid-murid tengah mengikuti kegiatan ekstra kulikuler.

"Udah selesai?" tanya Jaemin ketika sang gadis sudah didepannya.

Jisoo mengangguk. "Udah kok, oh ya nanti mampir kegramedia ya Jaem ada yang pengen aku beli"

Jaemin mengusak surai hitam sang gadis. "Iya sayang"

"Jaemin?"

Seorang gadis lain menghampiri keduanya. Jisoo membalikkan badan melihat siapa gadis yang memanggil Jaemin tadi.

"Moni" beo Jaemin. "Belum pulang?"

Monica menggeleng. "Belum masih nunggu supir, tadi katanya ban mobilnya bocor" jelas Monica.

"Ooh, terus sekarang supirnya masih lama?"

"Kayanya iya soalnya baru aja ngabarin" ucap Monica.

Jaemin menoleh kearah Jisoo yang hanya diam. "Jii kenalin dia Monica temen aku waktu kecil".

Jisoo menggigit pipi dalamnya, baru sekarang ia berhadap-hadapan dengan gadis itu. Gadis bernama Monica itu tersenyum mengulurkan tangannya.

"Pacarnya Jaemin ya? Dia sering nyeritain tentang lo ke gue loh, btw kenalin gue Monica" sambut Monica.

Jisoo mengangguk ia tersenyum paksa, membalas uluran tangan tersebut dengan kaku. "Jisoo"

Jaemin tersenyum, akhirnya kedua gadis itu saling kenalan, ia harap Jisoo dan Monica juga bisa akrab.

"Mau pulang bareng gak Mon?"

Jisoo menoleh menatap Jaemin dengan pandangan tak terbaca. Lantas dirinya mau dikemanakan? Batinnya.

Monica mengalihkan atensinya pada Jaemin. "Lo cuman bawa motor Jaem ya kali lo bawa dua cewek, dikata cabe-cabean ntar"

"Ya caranya gantian"

"Lah emangnya boleh?" tanya Monica.

Jaemin mengangguk. "Boleh dong" serunya. "Boleh ya kan Jii kasian dia Jii, Monica belum tau daerah sini, nanti aku jemput kamu lagi kesini sekalian mampir ke-gramedia" ungkapnya.

Jisoo tidak tau harus merespon apa, jujur saja dirinya sedikit tidak ikhlas, sebagian besar cewek akan setuju akan hal itu walaupun itu teman dari Jaemin. Ingin melarang tapi ia takut disangka possesive, cemburuan, dpan suka ngatur.

"Mm aku naik ojek aja Jaem, aku sendiri aja gak papa" ujar Jisoo tersenyum.

"Sayang kamu marah?" tanya Jaemin.

Jisoo menggeleng tersenyum. "Udah ya aku duluan kamu hati-hati jangan lupa sholat". Menepuk bahu Jaemin sebentar lalu melenggang pergi.

"Jii tungg--"

Belum sempat mencegah tangan Jisoo, sang gadis bejalan cepat seperti menghindarinya. Dalam hati Jisoo ia terkekeh miris, daripada menunggu lebih baik ia pergi sendirian toh ia juga terbiasa kemana-mana sendiri bukan.

My Babu is Their Queen [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang