12.1

804 122 2
                                    

Suara langkah kaki terdengar bersautan menggema di lorong sekolah, disebabkan oleh Haechan si tengil berkulit tan itu dengan Bu Marni dibelakang yang sudah mengejarnya seperti tom and jerry.

"HAECHANN BERHENTI KAMU"

"GAK MAU BU HUAAA EMAAK"

"SEMAKIN KAMU LARI RAMBUT KAMU BAKAL IBU BOTAKIN" ancam Bu Marni.

"JANGAN OM, EH MAKSUTNYA BU JANGAN BU"

"IBU BILANG BERHENTI HAECHANN BERHENTI NGGAK"

Dengan pasrah Haechan memberhentikan larinya, Bu Marni juga berhenti dengan nafas ngos-ngosan.

"Dasar bandel banget"

Bu Marni segera menarik kerah belakang Haechan menggiring bocah itu supaya tidak lari, tujuannya adalah lapangan tempat Haechan menebus kesalahannya karena tidak memenuhi tata tertib.

"Kamu tau sekarang jam berapa?!"

Haechan menggeleng. "Nggak tau bu"

"Sekarang jam setengah sembilan Haechan, jam setengah sembilan!!" Bu Marni menunjukan jamnya tepat didepan wajah Haechan. "Kamu ngapain aja baru berangkat jam segini hah?, mau jadi apa kamu"

"Jadi DPR bu" jawab Haechan sekenanya.

"Bukan sekali dua kali kamu telat, ibu tuh udah capek ngasih segala hukuman buat kamu" kesalnya.

"Yaudah jangan dikasih hukum bu kalo ibu capek mending Bu Marni ngapelin Pak Iska" ucap Haechan dengn cengirannya.

"Diam!" bentaknya.

Haechan terdiam. Karena kesalnya sudah diubun-ubun Bu Marni merogoh saku mengeluarkan beberapa karet kuncir.

"Buat apa bu?" tanya Haechan, dia bingung karena disini tidak ada anak kecil kok Bu Marni ngeluarin kuncir.

"Diam kamu, cepet nunduk" perintahnya.

Haechan menurut ia menunduk, denhan telaten Bu Marni menguncir rambut Haechan menjadi tiga bagian persis seperti anak umur 3 tahun.

"Karena ibu rasa kamu mempunyai rasa malu yang minim, sepertinya hukuman ini sangat cocok buat kamu" ucapnya.

Haechan memegangi rambutnya yang terkuncir, wajahnya tampak memelas pasrah.

"Jadi jangan lepas kuncir-kuncir itu sampek pulang sekolah" ucap Bu Marni lagi.

Ia menatap Bu Marni hendak protes. "Gak usah protes atau nilai kamu akan berkurang"

"Iyaa iyaaa buuu" ucap Haechan dengan tidak ikhlas.

"Yaudah sekarang masuk ke kelas" suruh Bu Marni

Laki-laki itu nampak kesal dengan kaki yang dihentak-hentakan membuat rambutnya yang diguncir itu ikut bergoyang-goyang. Membuat Bu Marni menggeleng-gelengkan kepala terkekeh melihat anak muridnya yang satu itu.

"Ryu liat deh itu Haechan bukan sih?" bisik Jisoo menunjuk keluar.

Ryujin menoleh. Benar saja cowok itu dengan kunciran tiganya.

"Hahaha anjir kek bocil" ucap Ryujin tertawa.

"Ryujin!"

Ups, Ryujin meringis mendengar teriakan Miss Lina, ia lupa jika ada guru berkaca mata itu.

"Sorry miss" ucap Ryujin.

"Lo sih" ucap Jisoo pada Ryujin.

"Ya maap"

***

Haechan tampak ragu masuk ke kelas, jantungnya berdebar kencang padahal ia tidak disamping Ryujin sekarang.

My Babu is Their Queen [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang