18.0

751 111 32
                                    

Jam dinding diatas tembok menunjukkan pukul kosong enam titik delapan belas yang berarti kurang tiga puluh dua menit gerbang sekolah akan segera di tutup, gadis bersurai hitam legam yang sedang sibuk menali sepatu ditangga itu terlihat buru-buru.

"Mau kemana kamu?"

Jisoo yang sudah berdiri, berniat ingin berangkat itu menoleh kebelakang. "Mau sekolah mah"

"Kamu lupa, tadi malam Yuna lagi sakit sekarang demamnya makin tinggi, kamu itu malah seenak-enaknya mau berangkat sekolah, gak bisa gitu dong kamu juga harus mikir kondisi Yuna, pagi ini kamu juga gak masak buat saya" ujar Hanna terlihat sinis.

"Maaf ma tadi Jisoo kesiangan jadi gak sempet masak"

"Sekarang kamu cepat masakin buat Yuna, kasian dia nanti"

"Tapi ma sekarang hari senin nanti aku telat" ucap Jisoo.

"Terus?, itu salah kamu sendiri kenapa bangun kesiangan. Masak itu tugas kamu, kamu gak bisa seenaknya ninggalin kerjaan kamu, saya gak mau tau sekarang kamu masak buat Yuna" tegas Hanna.

"Tapi ma, kan mama bisa pesen gofood" bantah Jisoo mulai berani.

Hanna menatap Jisoo dengan bersedekap dada. "Apa kamu bilang?, pesen gofood. Kita itu harus hemat, apa susahnya sih kamu masak buat Yuna sama saya merasa rugi kamu hah?. Heh kamu ngerjain pekerjaan rumah itu sebagai imbalan saya dan mas Rian yang udah ngerawat kamu atau bahkan yang kamu kerjain ga akan bisa gantiin apa yang suami saya berikan ke kamu asal kamu tau".

Jisoo terdiam kata demi kata yang Hanna lontarkan mampu mengenai relung hatinya, sungguh sakit. Tangan yang berada disisi kanan kiri tubuhnya itu teremat kuat. Lagi-lagi Hanna menyakiti mentalnya.

"Sudahlah, sekarang lebih baik kamu masak, berangkat bisa entar-entar" ucap Hanna tidak peduli, lalu pergi dari sana.

"Padahal aku dari tadi malam juga belum makan ma, kenapa mama gak nyuruh aku makan, kaya mama nyuruh Yuna" ucap Jisoo pelan, mata yang terlihat menyayu itu menatap nanar punggung sang mama yang menjauh.

"Aku juga pengen kaya Yuna" suara bisik Jisoo.

***

Dugaan Jisoo benar gerbang sudah tertutup rapat, ia merogoh hapenya meliht jam yang tertera disana, ia telat satu jam. Jisoo menghela nafas lelah.

Ia melongokkan kepalanya disela-sela celah gerbang. "Pak, pak tolong bukain pintunya pak" teriaknya.

"Aduh nduk cantik jam segini kok baru berangkat" ucap pak satpam.

"Iya pak maaf tadi saya kesiangan" ucap Jisoo melas.

"Haduh haduh lain kali jangan telat lagi ya, untung hari ini saya lagi baik hati kalau enggak sia-sia kamu berangkat kesini" ucap pak satpam itu membukakan gerbang.

"Makasih pak, makasih banyak, kalo gitu Jisoo masuk dulu" ucapnya sopan.

"Iya nduk"

Jisoo berlari menyusuri lorong sekolah tak berselang lama suara menggelegar diujung lorong membuatnya kaget.

"JISOO DEINANDRA"

Jisoo membalikkan badan, dan apa yang ia dapat?, guru berbadan gendut dan kaca mata iru menghampirinya.

"Kenapa kamu baru berangkat?"

My Babu is Their Queen [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang