Lee Bram(Sequel My Ketos Is My Husband)

XIII

Sinar matahari sudah muncul di sela-sela ventilasi membuat seorang gadis cantik nan imut mengerjapkan mata nya sebelum melotot kaget karena melihat jam yang menunjukkan pukul 07:35 yang artinya ia telat 5 menit

"MAMI KENAPA NGGAK BANGUNIN AMBAR"teriak Ambar sambil berlari kecil ke bawah

"JANGAN LARI AMBAR"tegur Nazril membuat Ambar mendengus sambil memperkecil langkah nya,dan duduk di kursi samping sang papi

"Masih pagi Am teriak-teriak terus kalo di tegur tetangga gimana heh!"omel Zera yang muncul dari dapur

"Ih mami juga nggak bangunin Ambar mangkanya telat ini"rengek Ambar sambil menyendok makanannya walaupun telat sarapan nomor 1

"Udah buru abisin nanti papi yang anter sekalian papi yang ngomong"titah Nazril membuat Ambar tersenyum senang kalau Nazril yang mengantarkan Ambar otomatis si ketos sok berkuasa itu tidak akan berani menegur nya

15 menit Ambar,dan Nazril sampai di sekolah yang tersisa hanya si ketos sok berkuasa siapa lagi kalau bukan Luciano

"Pagi Luci"sapa Nazril ramah yang membuat Ambar ternganga sejak kapan sang papi repot-repot nyapa orang yang tidak di kenal nya?

"Pagi om"sapa balik Luciano sambil tersenyum ramah

"Oh ya ini om nganterin anak om tolong kasih hukuman yang setimpal dengan yang lainnya ya Luci"pinta Nazril yang di angguki Luciano sedang kan Ambar sudah misuh-misuh

"Ya om saya pinjam dulu anak nya"izin Luciano sambil terkekeh geli

"Ya bawa aja saya ke ruangan kepala sekolah dulu"ujar Nazril,dan menuju ke ruangan kepala sekolah

"Nah mumpung om Nazril tidak ada jadi saya boleh bertanya?"Luciano memulai pembicaraan

"1 pertanyaan gue lulus hukuman"jawab Ambar yang di angguki Luciano, karena dia mempunyai 3 hukuman

"Jadi kenapa kamu terlambat lagi?"tanya Luciano

"Kecapekan abis ribut sama Bram"jawab Ambar malas

"Nanti malam ada waktu? Saya mau aja kamu main"tanya Luciano membuat Ambar membelalakkan matanya

"Mager gua main sama lu"jawab Ambar membuat Luciano tersenyum, karena dia sudah tau jawabannya

"Oke deh kalo gitu silahkan bersihkan ruang perpustakaan"titah Luciano sambil berlalu dari sana tanpa menghiraukan perkataan Ambar