BAGIAN SEMBILAN

108K 8.4K 552
                                    

Kalo lupa siapa Aksara atau Delga, bisa cek chapter 4 ya.

Ig roleplayer!
@wnoonaofc_
@elsalvador.universe
@inilimaaaa
@cecilia.zmra
@princeagsam_
@kembarraraphael_
@zico.refarzan
@alzaresel_
@sebastianfarhan_
@diegorvnndra_
@fazura.rachella
@winona_theresiaa
@jelanya_kesyaira
@bearlyzwiena_

Tandai kalo masih ada kesalahan kata.

—Happy Reading!—

“Jangan murung gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan murung gitu.”

Cecilia mendelik kecil, dengan bibir mencebik lucu. Gadis itu, bersedekap dada tidak ingin bersitatap dengan Panglima. Bukannya marah, Panglima justru nampak terhibur dengan raut wajah menggemaskan Cecilia.

“Cecilia, gue lagi ngomong.” Panglima menarik pelan, lengan gadis itu agar duduk dipahanya. “Gue salah?”

Akhirnya, Cecilia mau menatap laki-laki itu. Gadis mungil dengan piama sapi itu, menggerutu pelan, “Kak Lima, ngapain mukul-mukul Kak Delga? Kasihan tau.”

Panglima berdecak pelan, dengan tangan mengepal, tanpa aba-aba menggendong gadis itu, dan membawanya kekamar.

“Lo marah karna gue mukul Bang Aksa?”

Cecilia mengerjab pelan. “Bang Aksa?”

“Gue biasa manggil dia pakek nama belakang.”

Cecilia mengangguk berulang kali, meski tidak mengerti. Gadis dengan badan mungil itu memeluk Panglima, saat mereka sudah sama-sama dalam posisi tiduran, dan saling berhadapan.

“Tadi gue nanya, Cecilia. Jawab.”

Cecilia kembali berkedip pelan, tak lama setelah itu menguap. “Cecil ngantuk. Mau bobo.”

Panglima berdecak, memilih menepuk pantat gadis itu agar cepat tertidur.

“Dasar bayi.”

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PANGLIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang