PANGLIMA [END]

BAGIAN TUJUH BELAS

Ig roleplayer!
@wnoonaofc_
@elsalvador.universe
@inilimaaaa
@cecilia.zmra
@princeagsam_
@kembarraraphael_
@zico.refarzan
@alzaresel_
@sebastianfarhan_
@diegorvnndra_
@fazura.rachella
@winona_theresiaa
@jelanya_kesyaira
@bearlyzwiena_

Tandai kalo masih ada kesalahan kata.

—Happy Reading!—

“Pelan-pelan,” titah Panglima, mengarahkan gadis itu membentuk adonan kue dengan cetakan-cetakan lucu.

Cecilia mengangguk patuh. Dan membiarkan Panglima mengerjakan yang lain, sedangkan gadis itu sendiri sibuk mencetak adonan kue, dengan wajah serius yang nampak kotor karna tepung. “Lucu, bentuk kucing hihi.”

Panglima melirik sekilas, dan menggeleng pelan. “Dasar, bocil.” cibir laki-laki itu pelan, sambil memasukan adonan kue lain dalam loyang kedalam oven.

Oke! Selesai memasukan adonan dalam loyang itu, Panglima kembali melirik Cecilia yang sedang bernyanyi.

“Apacie. Apacue!”

“Huh, nyanyi apa?”

Panglima memeluk gadis itu dari belakang dan membantu Cecilia.

“Lagu apacie-apacue.” balas gadis itu terkikik.

Mendengus pelan, Panglima mencuri satu kecupan dipipi berisi gadis itu. “Gak gitu, bocil.”

Cecilia mengerjab pelan. “Kak Lhimah, maafin Checwil, ywah? Checwil tuh, tau liriknya, apacie-apacue. Ky, kyut banget gitu, sieh. Checwil tuh, gak buat-buat Kak Lhimah. Emang pendengaran Checwil, dengarnya, apacieapacuelukakamuyangterbaru. Hihi, Kak Lhimah, huwaw!”

Pak! Pak! Pak!

Cecilia mengepuk-ngepuk tangan mungilnya, seperti mengikuti video viral yang pernah lewat di fyp tiktok diponsel Zico.

Panglima berdecak. “Lucu gitu, huh?” kesal laki-laki itu.

Cecilia tertawa pelan.

“Yey! Selesai!” gadis itu bersorak riang setelah selesai mencetak semua adonan itu sampai habis.

“Biar gue yang lanjutin.”

Panglima mengambil alih loyang itu dari tangan Cecilia, dan memasukan loyang penuh dengan cetakan adonan lucu itu kedalam oven.