BAGIAN EMPAT PULUH

52.7K 5.1K 941
                                    

Ig roleplayer!
@wnoonaofc_
@ofc.elsalvadorgen3
@inilimaaaa
@cecilia.zmra
@princeagsam_
@kembarraraphael_
@zico.refarzan
@alzaresel_
@sebastianfarhan_
@diegorvnndra_
@fazura.rachella
@winona_theresiaa
@jelanya_kesyaira
@bearlyzwiena_

Tandai kalo masih ada kesalahan kata.

—Happy Reading!—

—Happy Reading!—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“AYAH!”

Cecilia berteriak, kala Januar baru tiba. Januar nampak lelah sehabis pulang dari kantor. Hari ini pun, Januar pulang cepat. Padahal, biasanya Januar pulang larut malam atau bahkan tak pulang sama sekali. Tapi karna merindukan Cecilia, Januar memutuskan pulang lebih awal. Cukup pagi tadi saja, Januar tak bertemu dengan Cecilia karna ada meeting penting.

Mengharuskan Valdes, yang menjemput Cecilia pulang dari rumah sakit.

“Jangan lari-lari, Amor. Nanti kaki kamu sakit Sayang!” tegur pria itu, saat menangkap Cecilia dalam gendongannya.

Cecilia terkikik, terlihat senang sekali. “Cecil nggak sabar, ‘kan Ayah udah janji beliin Cecil miaw-miaw lagi ...” rengek gadis itu menggembungkan pipi dengan lucu.

Januar tergelak kecil. Januar kira Cecilia lupa. Tadi pagi, karna Januar tak bisa menjemput gadis itu, Januar menjanjikan kucing baru untuk Cecilia. Tak disangka, Cecilia menangihnya. Untung saja Januar tak melupakan itu. “Astaga, Amor!”

“Baik, sebentar!” Januar menurunkan Cecilia, lalu memanggil Amar. Tak berselang lama, Amar datang dengan kucing kecil dalam kandang berukuran sedang. Januar mengambil alih, dan memberikan itu pada Cecilia. “Gimana? Lucu ‘kan?”

Cecilia mengangkat tinggi-tinggi tempat itu. “Comelnyaaaaaa...”

Januar terkekeh. Menunduk menatap sang Putri. “Ayah udah nepatin janji Ayah. Jadi sekarang imbalan Ayah mana, hm?”

Cecilia mendongak. Pun nampak mencebik kesal. “Ish. Ayah kok gak ikhlas beliin Cecil miaw-miaw?!” sungut gadis itu tak terima.

Lagi-lagi Januar tergelak pelan. “Bukan sayang. Ayah bukan nggak ikhlas. Tapi ‘kan ... ” Januar nampak bingung ingin menjelaskan, “ah, nggak papa. Jangan kamu pikirin.”

“Kenapa jangan dipikirin?”

“Sayang! Ayah capek, kayaknya butuk kiss dari kamu.” alih Januar seketika.

Cecilia nampak mangut-mangut. Lalu merogoh saku pakaiannya, dan memberikan itu pada sang Ayah. “Ini kiss!”

 “Ini kiss!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PANGLIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang