PANGLIMA [END]

BAGIAN TIGA PULUH TUJUH

Ig roleplayer!
@wnoonaofc_
@ofc.elsalvadorgen3
@inilimaaaa
@cecilia.zmra
@princeagsam_
@kembarraraphael_
@zico.refarzan
@alzaresel_
@sebastianfarhan_
@diegorvnndra_
@fazura.rachella
@winona_theresiaa
@jelanya_kesyaira
@bearlyzwiena_

Tandai kalo masih ada kesalahan kata.

—Happy Reading!—

“Kapan Cecil bisa pulang Kakak Suster?”

Suster Arin menatap Cecilia. “Nanti Suster tanyain Dokter Julias, ya?” Arin mengusap lembut surai gadis itu. “Suster Arin keluar dulu, gak papa ‘kan? Nanti Mas Panglima nemenin kamu disini, dia lagi ngangkat telpon diluar, hum?” melihat Cecilia mengangguk, Arin tersenyum lembut dan lekas beranjak pergi meninggalkan ruangan gadis itu dengan membawa nampan bekas makan Cecilia tadi.

Cecilia menatap kepergian Suster Arin, mendesah kesal, sembari merentangkan kedua tangannya diatas ranjang rumah sakit itu dengan bibir mencebik lucu. “Cecil mau pulang! Kangen sekolah!”

Didepan pintu, Panglima menggelengkan kepala pelan mendengar erangan kesal dari gadis itu. Padahal ‘kan biasanya gadis itu yang paling malas. Apalagi dengan semua rumus-rumus fisika. Ck.

“Mau liat bintang?”

Cecilia mendongak kearah pintu, menatap Panglima. Mendengar tawaran laki-laki itu, Cecilia mengangguk semangat. “Mau! Mau! Mau!”

Panglima terkekeh pelan, lalu mendekati Cecilia, dan membuka selimut gadis itu. Kedua tangan berurat laki-laki itu, menyelinap di-antara kaki dan leher Cecilia. Panglima menggendong gadis itu. Lalu, mendudukan Cecilia dengan hati-hati ke-kursi roda disamping bangsal gadis itu. Tidak lupa dengan tiang infus gadis itu.

“Makasih ya, Kak Lima. Udah mau nemenin Cecil seharian, Cecil senang deh! Kemarin Cecil mau ajak Abang Fal sama Abang Valval main, tapi Abang Fal sama Abang Valval pasti capek! Karna langsung ketiduran terus kalo nemenin Cecil cerita. Ayah juga sibuk terus sama Tante Melisa.” kelakar gadis itu panjang lebar, saat Panglima mendorong kursi roda Cecilia keluar dari kamar inap gadis itu.