BAGIAN SEPULUH

98.1K 8.4K 546
                                    

ABSEN TANGGAL LAHIR?

Ig roleplayer!
@wnoonaofc_
@elsalvador.universe
@inilimaaaa
@cecilia.zmra
@princeagsam_
@kembarraraphael_
@zico.refarzan
@alzaresel_
@sebastianfarhan_
@diegorvnndra_
@fazura.rachella
@winona_theresiaa
@jelanya_kesyaira
@bearlyzwiena_

Tandai kalo masih ada kesalahan kata.

—Happy Reading!—

—Happy Reading!—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××

Cecilia mengerut bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cecilia mengerut bingung. Masih dengan sama-sama memakai seragam, Panglima membawa Cecilia kesebuah gedung pencakar langit. Takut dengan asumsi-asumsi diotak kecilnya, Cecilia langsung memeluk lengan Panglima dengan wajah menahan tangis. Gadis mungil itu, mulai merengek.

"Kak Lima!" Panggil Cecilia dengan tatapan berkaca-kaca. "Cecil nakal, ya?"

Tanpa menoleh dan ragu, Panglima mengangguk sekali. Hal itu, membuat Cecilia mulai terisak, sampai membuat Panglima sedikit terkejut melihat gadis itu sudah berurai air mata dengan ekspresi lucu.

"Kenapa nangis?" tanya laki-laki itu, sambil menghapus air mata Cecilia.

Cecilia menggeleng pelan. "Kak Lima mau jual Cecil, kan? hiks." lirih gadis itu, sedikit tergugu.

"Heh, siapa yang bilang?"

Cecilia mencebik, sambil memainkan kancing seragam Panglima. "Te-terus, kenapa Kak Lima bawa kesini? Hiks. Pasti mau---"

"Ini kantor Papa." sela Panglima.

Cecilia terdiam, mata sipit gadis itu berkedip-kedip dengan tatapan semakin bingung. Jika saja mereka sekarang ada Apartemen, Panglima pasti sudah membawa gadis itu kepangkuannya dan menciumi pipi Cecilia sampai gadis merengek berhenti, saking gemasnya Panglima. "Ayo, masuk!"

PANGLIMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang