Lima Puluh Lima

291 12 0
                                        

"Every year we get older, and I'm still on your side." — NIKI, Every Summertime


FIRASATKU ternyata benar. Hari-hari yang kulewati setelah itu terasa lebih mudah dan membahagiakan, bahkan nyaris seperti aku terlahir kembali ke dunia ini, tanpa dosa, tanpa beban pikiran apa-apa. Aku nggak perlu lagi memikirkan tentang orangtuaku, ataupun tentang Egy. Ya memang sih Papa masih marah dan seolah-olah nggak sudi untuk melihat wajahku, tapi seenggaknya dia nggak mengusirku dari rumah. Dan Mama ... sejak dia menyerahkan kemeja Farhan malam itu, hubungan kami perlahan-ahan kembali membaik seperti semula.

Setelah berbaikan dengan Egy hari itu di dekat kuburan Lendra, esoknya aku jadi lebih sering main dan kumpul bareng Egy dan Bimo. Terkadang aku ngajak Farhan untuk ikut, tapi lebih sering sih kami cuma main bertiga. Nongkrong di kafe sambil minum kopi dan merokok—cuma mereka berdua yang merokok, aku nggak—sambil menceritakan apa saja ytang bisa kami ceritakan. Kami berusaha mengghindari topik tentang Lendra, karena suasana bakal jadi sedih dan nggak enak kalau mulai membahas itu. Hingga akhirnya Egy mengusulkan sebuah ide:

"Gimana kalau kita triple date?" Dia nyengir sambil memandangiku dan Bimo bergantian. "Kalian kan sekarang udah punya pacar, jadi nggak ada salahnya kita pergi hangout bertiga bareng pacar-pacar kita. Gimana?"

Aku dan Bimo tukar pandang. Sebenarnya itu bukan ide yang buruk. Aku menyukainya. Bimo juga sepertinya menyetujui usul itu, jadi kami sepakat untuk mengangguk. Egy senang dengan anggukan kami, dan disusunlah rencana triple date itu.

Kami pergi hangout dua minggu kemudian. Egy pulang dari Bandung ketika kuliahnya libur seminggu penuh, dan rencana yang sudah kami susun hari itu akhirnya terlaksana juga. Kami pergi ke pulau Pahawang dan berencana menginap dua hari dua malam di sana. Aku dan Dea sudah minta izin ke orangtua kami, dan mereka menyetujui, dengan syarat aku harus menjaga Dea baik-baik. Kukatakan pada Mama bahwa aku janji bakal menjaga Dea dengan segenap jiwa dan ragaku, dan Dea geli mendengarku mengucap sumpah itu. Tapi, serius, aku benar-benar bakal menjaga Dea dari Bimo, sahabatku itu nggak boleh mencium dan menodai adik semata wayang kesayanganku.

Kami berkumpul di rumah Egy ketika hendak pergi ke pulau Pahawang dan aku terkejut ketika sampai di sana ada Bastian dan Leo yang ternyata juga bakalan ikut. Ketika aku bertemu mereka, Bastian menyapaku sambil tersenyum lebar penuh kebahagiaan, kerena aku yakin hidupnya juga sama sempurnanya seperti aku.

Aku bersorak sorai dalam hati karena liburan kali ini sangat sempurna. Ada aku dan Farhan, Bimo dan Dea, Egy dan Ellen, Bastian dan Leo. Ini bukan triple date namanya, tapi fourple date—atau apalah itu istilahnya, terserah. Intinya kami kencan berempat, sama pacar masing-masing, dan aku nggak sabar untuk segera sampai ke pulau Pahawang.

Kami berangkat dari rumah Egy sekitar pukul sepuluh pagi, dan sampai di pelabuhan Ketapang pukul setengah dua belas siang. Kalian masih ingat pelabuhan Ketapang? Ini adalah tempat ketika aku dan Farhan hendak menyeberang ke pulau Kelagian. Ketika kutatap Farhan untuk memberinya sinyal bahwa kita pernah berada di tempat ini sebelumnya, Farhan mengangguk sambil tersenyum.

Setelah menitipkan mobil dan bertransaksi dengan nahkoda kapal, kami akhirnya dapat kapal putih yang kecil, tapi bagus. Kami bergegas memindahkan barang-barang bawaan dari dalam mobil ke geladak kapal. Setelah semua barang tersimpan rapi, barulah kami semua naik.

Perlukah kuceritakan betapa bahagianya aku ketika berada di kapal pesiar yang kembali membawaku mengarungi lautan? Farhan memelukku dari belakang ketika kami berdua memutuskan untuk duduk di haluan depan kapal. Teman-temanku yang lain berada di dalam geladak, sementara Dea dan Bimo sepertinya sedang berada di buritan kapal. Aku ingin menjaga Dea dari Bimo, tapi rugi rasanya kalau menyia-nyiakan waktu berduaan sama Farhan di atas kapal putih ini. Apalagi, pelukan Farhan terasa nyata dan hangat.

Kamu & Aku #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang