MWO | 32

50.7K 1.2K 4
                                    

morning all🥀

—————
"Mau coba gitu juga ga?" Jonathan bertanya dengan senyum miring tersungging di bibirnya.

Istrinya hanya menatap cengo laki-laki itu. "Coba gimana?"

"Ya kayak di majalah tadi." Tanpa sempat Sheva menjawab atau berkomentar, Jonathan lebih dulu membaringkan gadis itu.

Gerakannya sangat cepat bahkan hanya sekedip mata posisi mereka sudah berubah. Jonathan sudah siap di atas tubuh istrinya. Menatap lapar gadis di bawahnya itu.

"Ih, mau ngapain mas?"

"Makan kamu." Suara Jonathan terdengar berbeda dari sebelumnya. Terdengar lebih berat dan heum apa ya, bernafsu.

Laki-laki itu mendekatkan bibirnya pada leher Sheva. Mengendusnya beberapa kali sampai akhirnya mendaratkan bibir tebal miliknya di leher sang istri. Mulai dari mengecupnya singkat sampai melumat dan menggigitnya penuh tenaga.

Sheva memekik beberapa kali. Gadis itu mendesah merasakan lehernya dihisap sangat kuat oleh Jonathan. Tanpa sadar tangannya menjambak rambut suaminya itu.

"Ahhh eumhhh..." Sheva melenguh. Gigi dan bibir Jonathan masih nangkring di lehernya. Dengan setia meninggalkan banyak tanda di leher jenjangnya.

"Mashhh ahhh."

Jonathan melepaskan gigitannya pada leher Sheva. Dilihatnya 'stempel' yang tercetak di sepanjang batang leher hingga perpotongan leher dan bahu istrinya.

"Enak?" Sheva mengangguk lemah. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan bagian bawahnya.

Sepertinya Jonathan tak memberi waktu istirahat untuknya. Laki-laki itu langsung menyambar bibir Sheva yang terbuka mengatur nafas. Memperlakukannya sama seperti leher gadis itu.

Sheva melenguh panjang. Lidah Jonathan memaksa masuk ke dalam rongga mulutnya. Lidah laki-laki itu membelit lidahnya dan mengabsen setiap giginya.

Sebisa mungkin Sheva mengimbangi permainan suaminya yang terlihat sangat profesional, ahli dan berpengalaman.

Air liur mereka berceceran. Membasahi bibir bahkan sampai menetes di leher Sheva.

"Udahh mmhh masshh," Sheva mendorong dada suaminya agar menjauh. Ia tidak bisa menghirup oksigen sekarang. Rasanya sesak.

Mendengar permohonan istrinya yang terlihat mengenaskan, barulah Jonathan melepas pagutannya pada bibir manis itu. Ia turut mengatur nafas.

"Maaf maaf, mas kelepasan. Ada yang sakit?" Laki-laki itu khawatir melihat Sheva yang hanya memejam sembari menghirup nafas dalam-dalam.

Bibir gadis itu membengkak sempurna. Warnanya juga lebih merah dari lipstik janda. Memang tidak bisa diragukan kemampuan menghisap bapak Jonathan ini.

Sheva menggeleng menyahuti pertanyaan suaminya. Memang ia tidak apa. Hanya perlu sedikit menormalkan proses pernafasannya yang sempat terkendala.

"Is it oke, babe?"

"Iya mas." Suara Sheva terdengar lemah. Acara 'saling makan bibir' kali ini berbeda dari yang mereka lakukan di mobil. Kali ini lebih ganas, dalam, panas dan lebih menggairahkan.

Suasana hening. Jonathan membiarkan gadisnya untuk membiasakan diri terlebih dahulu. Setelah melihat nafas Sheva mulai teratur, laki-laki itu menatap dalam mata istrinya.

"Mas pegang ini boleh?" Jonathan bertanya pelan, tangannya menunjuk dada Sheva menggunakan jarinya. Sheva yang mengikuti arah yang ditunjuk suaminya, merasakan pipinya seketika memanas.

Married with Om om [ END|SUDAH TERSEDIA S2 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang