Sudah tiga hari Jonathan cuti dari pekerjaannya dan hanya tinggal di rumah. Berdiam diri bersama istri tercintanya. Hari ini, pagi ini, ia akan mulai kembali ke rutinitas awalnya sebelum menikah.
Laki-laki itu dibangunkan istrinya tepat pukul lima. Tadi setelah sholat Subuh ia kembali tidur karena terlalu mengantuk.
Jonathan sudah memakai kemejanya, tinggal dasi dan jas untuk pelengkap penampilannya. Dengan manja dan sengaja ia mendatangi istrinya yang tengah menyiapkan sarapan dengan membawa dasi dan jasnya.
"Sayang..." Sheva berbalik. Gadis itu mendapati suaminya yang terlihat tampan dengan balutan kemeja putih lengan panjang.
"Kenapa?"
"Pakein dasinya." Jonathan memberikan jas—yang sudah dipilihkan Sheva—kepada gadis itu.
Sheva menghela nafas. Tapi kemudian menundukkan tubuh Jonathan agar setara dengan tinggi badannya. Menaikkan kerah laki-laki itu dan memasangkan dasi di lehernya.
"Sekalian ini." Jonathan kembali memberikan barang bawaannya. Jas berwarna hitam.
Sheva meraih jas dari tangan suaminya itu. Memakaikannya walau ia harus sedikit berjinjit dan Jonathan sedikit menunduk.
Kini penampilan Jonathan sudah lengkap. Terlihat semakin tampan dan mempesona. Rambutnya juga sudah ditata rapi oleh sang istri tercinta. Aura tampannya semakin keluar.
"Sarapan dulu." Berbeda dengan saat sebelum menikah, yang mana ia sangat sulit disuruh sarapan di rumah, kini setelah berumah tangga dan punya istri, Jonathan dengan senang hati sarapan di rumah menikmati masakan istrinya.
Dengan lahap Jonathan menyantap masakan spesial istrinya. Hanya nasi goreng simpel tapi menurutnya memiliki rasa tak kalah seperti hidangan di hotel bintang lima. Bucin memang.
"Hari ini kamu mau ngapain?" tanya Jonathan.
"Belum tau. Kayaknya ga ngapa-ngapain." jawab Sheva sambil membereskan piring-piring kotor di meja makan. Membawanya ke wastafel tempat cuci piring.
"Nanti siang anterin makan siang ke kantor mas ya." pinta Jonathan dengan nada manjanya.
"Emang mas ga makan siang sama temen-temen mas? Ga ada meeting?"
Jonathan menggeleng. "Ada meeting pun mas batalin kalo kamu mau dateng." Tuh kan terbukti bapak Jonathan itu sangat bucin.
"Dih hahaha." Sheva tergelak mendengar penuturan suaminya.
"Udah sana berangkat. Udah jam segini nanti mas telat. Masa bos telat sih." Sheva menghampiri suaminya setelah selesai mencuci piring.
"Justru karena mas bos jadi bebas telat." ucap Jonathan dengan nada sombong.
"Ga boleh gitu dong. Nanti pegawainya jadi ikut-ikutan telat karena ngikut pak bos."
"Yaudah deh mas berangkat sekarang. Biar istri mas ga ngambek." Jonathan mengecup pipi istrinya. "Istri mas hati-hati ya jaga diri, jaga rumah. Kalo ada perlu apa-apa langsung telfon mas. Kalo gaada kerjaan boleh dateng ke kantor mas itung-itung nemenin suami." Jonathan terkekeh kecil di akhir kalimatnya.
"Jangan lupa nanti ke kantor mas bawain makan siang." Pesan Jonathan sebelum pergi.
"Iya mas bawel. Cuma ke kantor pesannya kayak mau ditinggal ke luar negeri."
"Kan mas jaga-jaga. Udah ya mas berangkat." Kecupan lama ditinggalkan Jonathan di kening gadisnya. Puncak kepala Sheva, bibir dan pipi gadis itu juga mendapat perlakuan yang sama.
"Aku anterin sampe depan ya," Sheva mengantar suaminya sampai laki-laki itu masuk ke mobil dan menghilang dari pandangannya.
Gadis itu kembali masuk ke dalam rumah setelah memastikan suaminya berangkat ke kantor. Membereskan rumah, menata beberapa barang, memikirkan apa yang akan ia masak untuk suaminya nanti sampai menonton drama favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Om om [ END|SUDAH TERSEDIA S2 ]
Romance[CERITA INI HANYA UNTUK YANG UDAH PERNAH BACA DAN MAU BACA ULANG. BUAT PEMBACA BARU DISARANKAN GA USAH BACA. AKU MALES NGASIH WARNING MULU] Kisah klasik tentang perjodohan. ⚠️ ADA BEBERAPA PART YANG MENGANDUNG KONTEN DEWASA ⚠️ Gimana pendapat kalian...