"Lebih baik telat daripada gak masuk sama sekali. Kalo telat, kita cuma ketinggalan ilmu, kalo gak masuk, kita kehilangan ilmu."
•Happy reading•
Pagi hari tepat saat sinar matahari turun menyinari tanah di semesta, langkah kaki anak itu menghentak dengan terburu-buru mengejar waktu. Dasinya yang terikat di kerah baju tidak terpasang dengan rapi bahkan terbang karena angin dan mengenai wajah yang kata pemiliknya itu wajah tertampan di dunia. Mengalahkan aktor Korea kegemaran emak-emak di sekitaran gang rumahnya.
"Ini dasi kok melehoy terus sih, gak bisa gitu tetap mematuhi hukum gravitasi untuk tetap berada di bawah?" Di tengah rasa terburu- buru yang menghampirinya, anak itu masih sempat mengomel. "Awas aja kalo muka saya yang tampan paripurna ini lecet, saya sembelih juga dasinya menjadi dua seperti hewan kurban," omelannya terus mengalir bagai air sungai. Padahal sangat tidak mungkin jika dirinya rela menjadikan dasinya menjadi dua bagian, dasi itu baru beberapa bulan ia dapatkan dan pakai.
Langkah kaki itu kian berlari semakin cepat, hingga tertiba ia berhenti sesaat.
Tatapannya fokus terhadap beberapa ekor bebek yang ada di sebuah rumah. Ide yang menjadi kebiasaannya kini muncul dan akan ia laksanakan."BEKIIII KESUUU!!!!" teriak anak itu dengan nyaring. Setelahnya ia mengambil kerikil kecil di tanah lalu melemparkannya kepada salah satu bebek sasarannya. "KEJAR SAYAAA!!!" tantangnya.
Dengan secepat kilat, salah satu bebek mengejarnya. Anak yang mengganggu bebek tadi kini berlari dengan sekuat tenaganya. Ini adalah idenya yang disengaja, setiap pagi jika melewati jalan yang ada bebek tadi dan ia beri nama Beki Kesu alias Bebek Cungkring Kekuatan Super, ia akan menantang bebek tersebut untuk mengejarnya. Alasannya sederhana, hanya agar ia lebih cepat dalam berlari. Bisa dibilang meski sial dikejar bebek, itu juga menguntungkan dirinya.
"BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM! DENGAN KECEPATAN SUPER JUGA SEDIKIT BANTUAN DARI BEKI ALIAS BEBEK CUNGKRING SAYA BISA MELEWATI GERBANG ITU!!!" Anak itu berteriak dikala melihat gerbang sekolah hendak ditutup oleh penjaga gerbang. "HIYAAAA!!!"
WEK!
WEK!
WEK!
Beki alias si bebek cungkring bersuara dengan marah. Tujuannya untuk mematuk anak itu menggunakan mulutnya gagal.
"Dadah Beki Kesu, makasih bantuannya," anak itu bernama Nanda Adhitama, ia mengangkat tangannya dan memberi salam perpamitan kepada Beki.
"ASTAGHFIRULLAHALADZIM Nanda!!! Bebek saha ieu???" Bapak penjaga gerbang sekolah terkejut dengan seekor bebek yang ada di depan gerbang. Ia juga merasa ngeri sebab bebek itu terlihat marah dan ganas, apa jadinya jika ia dipatuk oleh mulut bebek itu.
"ADUH HAMPURA PAK, SAYA BURU-BURU NANTI TERLAMBAT! ITU BEBEK MILIK PAK JEPRIYADI, DUDA KUMISAN RT SEBELAH!!" Nanda menyahuti perkataan bapak penjaga gerbang sembari berlari dan dengan suara yang nyaring. Setelahnya ia melanjutkan aksi larinya sampai tiba di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Problematics
FanfictionHidup kalian seperti apa? "Semuanya berantakan, gak ada yang mulus," begitu jawab mereka. Kisah mereka yang tidak semulus itu dibalut dengan canda tawa ria. Gunanya sih buat nutupin berantakannya itu. Istilah singkatnya mereka pake topeng. ~~•~~ ...