21. Teteh Cantik

58 10 6
                                    

"Semua manusia juga capek, tapi teteh gak berhak buat mutusin akhir hidup teteh sendiri, teteh gak bisa membuat titik di saat alur hidup teteh masihlah harus tanda koma."

•Happy reading•

BRAK!

Pintu kelas dibuka dengan kasar. Murid yang berada di kelas tengah mempersiapkan kejutan untuk ulang tahun Pak Shaidan.

2 hari yang lalu Nanda memberi tahu tanggal ulang tahun Pak Shaidan. Niatnya sih hanya memberi tahu, tetapi ia memiliki ide memberi kejutan. Siapa sangka satu kelas menyetujuinya.

Ada yang setuju karena agar meriah, ada yang setuju agar jam kosong, ada yang setuju agar batal ulangan. Biasa, kelas ajaib memang begitu.

Cakra dan Dewita menjadi korban, kedua orang itu berusaha mencari kue dari hasil patungan sekelas. Hasilnya mereka menemukan kue Doraemon. Meski sebenarnya mereka tidak tahu kenapa harus Doraemon, Nanda yang menyuruh.

"MEYDEY! BAHAYA!! DIADAKAN ULANGAN!!!" itu Aji yang berteriak. Katanya daripada bertingkah aneh dengan sapu, lebih baik memata-matai guru saja untuk mengamankan kejutan.

"APAA?!!!"

Seisi kelas panik. Kue siap, lilin siap, waktu?? Entahlah, Pak Shaidan malah akan mengadakan ulangan.

"Halo," suara sapaan itu mengejutkan semua anak. Pak Shaidan telah datang.

Happy birthday to you!

Happy birthday to you!

Happy birthday, happy birthday

Happy birthday to you!

"SELAMAT ULANG TAHUN PAK SHAIDAN!"

Pak Shaidan memejamkan matanya. Suara mereka begitu menggelegar.

"Jadwal kita ulangan, bukan mengadakan ulang tahun. Siapkan alat tulis kalian, kita mulai ulangannya," respon Pak Shaidan diluar prediksi bmkg alias diluar perkiraan para murid. Penonton kecewa.

"Tiup dulu lilinnya," dengan beraninya Nanda maju menyerahkan kue.

Fiuh

Setelah meniup lilin Pak Shaidan duduk di meja membereskan kertas ulangan. "Saya tahu ini akal-akalan kalian biar gak jadi ulangan."

"Kok tahu?" batin Harsa bergumam.

"Ekspresi Harsa menjelaskan semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ekspresi Harsa menjelaskan semuanya."

Yang disebut menoleh. "Ehh? Kok saya? Apa sih Bapak."

Cakra dan Dewita terdiam kikuk. Sudah pasti hasilnya diluar dugaan. Fano dan Aji sendiri kini merasa panik. Mereka lupa menghafal materi.

"Dewita, kamu udah belajar?" bisik Fano.

"Udah, bahkan aku hafalin," jawab Dewita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 ProblematicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang