"Gak usah sok dingin, cukup Elsa di film projen aja yang dingin. Bapak gak cocok." - Nanda
•Happy reading•
"Kok Bapak sih yang ngajar?" Harsa misuh-misuh karena kelas bahasa Inggris malah Pak Shaidan yang masuk. Biasanya yang masuk itu Pak John, guru yang Harsa favoritkan untuk jahil plus adu bahasa. Pak John bahasa Inggris, Harsa bahasa Sunda. Kalau Nanda yang melakukan sih sudah jelas dapat salam lagi dari ruang tercinta yakni BK.
"Kenapa? Seru loh, kita adu keahlian masing-masing."
Harsa melebarkan matanya, apakah Pak Shaidan tahu tentang rahasia kelakuannya kepada Pak John? "Keahlian apa Pak?" tanya Harsa.
"KBS D KM."
"Hah?" Harsa bingung, sedari awal Pak Shaidan masuk hawanya berbeda. Tidak seperti Pak Shaidan yang Harsa kenal gemar mengomeli kelakuannya dan Nanda.
Pak Shaidan kali ini selalu mengeluarkan singkatan-singkatan aneh, bahasanya singkat sesingkat jawaban cewek ketika lagi ngambek cuma jawab "y" doang. Tatapannya berubah, gelagat tubuhnya berubah, yang pasti vibesnya merasa si paling kulkas alias cowok cool.
"Apaan sih Pak? Bapak gak usah kode-kodean, saya anaknya malesan."
Pak Shaidan menaikan bahunya tak tahu. "Coba kamu tebak."
Harsa semakin frustasi. Hari ini memang tidak ada materi, jadwalnya adalah mereview pembelajaran sebelumnya ataupun melaksanakan games. Namun kali ini yang datang adalah Pak Shaidan dan membuat rintangan tersendiri bagi Harsa.
"KBS D KM artinya Kemampuan Bahasa Sunda Dan Kemampuan Matematika," jawab Pak Shaidan dan membuat Harsa mulai paham.
"Lalu apa hubungannya antara matematika, saya, dan pelajaran saat ini?"
"Saya denger kalau sama Pak John kamu suka adu kemampuan bahasa, karena sekarang saya yang mengajar maka kamu bahasa Sunda dan saya matematika." jelas Pak Shaidan.
Murid sekelas hanya menyimak penjelasan Pak Shaidan. Ada yang merasa bosan, ada yang merasa bahagia karena dapat memanfaatkan waktu dengan tidur, sedangkan Nanda dengan penuh antusias mendengarkan meski ia sendiri merasa kesal dengan ketidakjelasan yang terjadi.
"Kenapa Bapak mau memiripkan diri dengan Pak John?" tanya Nanda.
"Sebab mulai saat ini saya guru bahasa Inggris dan semua mapel saya yang mengajar. Saya mencoba menjadi ciri khas dari masing-masing guru."
Nanda berpikir sejenak, "Terus kenapa bapak hari ini kalo ngomong singkat?"
"Pak John katanya guru cool, ya Bapak jadi guru cool juga dong."
Nanda menepuk jidatnya lelah. "Bapak gak usah jadi cowok kulkas. Gak usah sok dingin, cukup Elsa projen aja yang cool. Bapak gak cocok."
Ucapan Nanda membuat Harsa mengangguk setuju, sedangkan murid yang lain menahan tawanya. "Lagian kalo Bapak ngajar mapel Bu Kiki yang IPS, Bapak mau pakai hijab? Bapak mau pakai rok juga, begitu?"
Pak Shaidan menggeleng, "Gak begitu konsepnya Harsa."
"Yaudah deh Pak, intinya Bapak sekarang jadi guru kami dalam semua mapel. Mau gak mau, terima gak terima itu udah terjadi," Nanda sedikit menjeda kalimatnya. "Sekarang mending kasih pertanyaan Bahasa Inggris aja sebagai latihan, yang ezet ya Pak alias easy."
Ezet=easy
Pak Shaidan tersenyum dengan antusias Nanda. Tumben sekali di antara sekian banyak murid baru kali ini ada yang meminta pertanyaan pelajaran, biasanya meminta bercerita kisah hidup ketimbang pelajaran yang rumit.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Problematics
FanfictionHidup kalian seperti apa? "Semuanya berantakan, gak ada yang mulus," begitu jawab mereka. Kisah mereka yang tidak semulus itu dibalut dengan canda tawa ria. Gunanya sih buat nutupin berantakannya itu. Istilah singkatnya mereka pake topeng. ~~•~~ ...