3. Rumput Keenam: Cakrawala Sanjaya

46 3 0
                                    

"Saya tuh pinter, cuma emang gak bisa ngitung jumlah mobil yang dimiliki aja, soalnya terlalu banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya tuh pinter, cuma emang gak bisa ngitung jumlah mobil yang dimiliki aja, soalnya terlalu banyak."

•Happy reading•

Bagi seorang anak yang bernama Cakrawala Sanjaya, mama adalah seseorang yang terbaik, yang lebih mengerti dirinya, yang lebih peduli daripada ayahnya juga kakaknya.

Mama
|Dek, udah yakin mau pindah
sekolah di situ?

Cakra
Yakin ma, lagian cuma di situ yang| nerima murid baru. Cakra masuk di semester yang nanggung ma, anak-anak- udh pada mau naik kelas.

Mama
|Yaudah, mama percayakan sama
kamu yg penting kamu nyaman. Dan
mama harap trauma kamu terobati
di sana, maaf mama terlambat
menangani kasus itu.

Cakra
Gapapa ma, lagian salah Cakra juga| gk cerita.

Mama
|lain kali cerita, mama gamau putra mama terluka.

Pesan itu tidak dibalas namun Cakra baca dengan seutas senyum. Memang hanya mamanya yang peduli, hanya mamanya yang mengerti dengan kasus bullying yang dialami Cakra. Berbeda dengan sang kakak yang menurut Cakra hanya bisa sok tahu dan membuatnya stress.

Kak Karvino
|Cak, beneran pindah sekolah?

Cakra
Iya kak, beneran pindah|

Kak Karvino
|Duh, ribet banget.
|Kenapa gak bertahan aja dulu?
Kasian kamu udh sekolah bagus tapi
pindah ke yang lebih rendah.

Cakra yang mendapat pesan itu meremat ponselnya dengan kekesalan. Cakra itu baru kelas 5, mau naik ke kelas 6 tahun itu. Ia anak konglomerat, wajar saja sudah memiliki ponsel, tentu saja itu pemberian orang tuanya.

Cakra
Udh kak, gak perlu ngebandingin|
sampai ngerendahin gitu. Yang
penting Cakra udh bisa sekolah, masalah lengkap atau nggak nya pendidikan yg didapat bisa diurus nanti. Nanti Cakra ambil kelas les tambahan aja.

Kak Karvino
|Beneran gk bisa bertahan?
Tanggung lohh

Cakra
Duhh, kakak kok kayak nekan aku| sih. Kakak gatau masalah yg aku alami, kakak gatau trauma aku, kakak gatau gimana capeknya Cakra nahan semuanya tanpa pernah cerita ke orang lain.

Cakra benar-benar kesal dengan sang kakak. Setelah mengirimkan pesan terakhir ia langsung menutup handphonenya. Ia memilih membuka kaca mobil dan melihat keluar dimana tepat di depan sebuah sekolah ayahnya berdiri bersama seorang lelaki. Mungkinkah itu gurunya nanti? Lelaki itu melihat Cakra dan melambaikan tangan menyapa, Cakra membalasnya dengan senyuman.

7 ProblematicsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang