Sudah seharian penuh ibu kota menangis sendu, rinai air mata langit sangat deras membasahi daratan. Suara guntur menggelegar juga menggema, lalu diikuti kilatan menyambar. Tak lupa dengan semilir angin yang dingin menusuk hingga ke tulang.
Hanya mahasiswa dengan tekat kuat yang nekat masuk untuk mengikuti kelas. Keadaan asrama kini sangat ramai, jadi bisa diambil kesimpulan kalau hanya segelintir saja yang tetap pergi menimba ilmu.
Suara kisruh dan gaduh dari tawa para insan tersebut menjadi irama pengiring tersendiri di sela hujan. Mereka tampaknya sedang bersenang-senang di hari libur dadakan ini.
Sebuah mobil BMW hitam berhenti di halaman depan asrama. Tampak Beomgyu keluar dan melangkah cepat untuk menghindari air hujan. Senyumnya merekah saat melambaikan tangannya. Pipinya merah merona.
Menaiki anak tangga dengan perasaan bahagia yang membuncah dahsyat. Biasanya ia akan mengeluh setiap kali harus melewati tangga. Lelah katanya. Tapi sekarang, ia seperti tak merasakan apa-apa. Terlalu bahagia kadang membuat kita lupa banyak hal.
"Junie~~~~ buka pintunya!" Panggil Beomgyu mengetuk pelan.
Sedetik kemudian daun pintu terbuka dan menampilkan Yeonjun yang baru saja selesai mandi. Si beruang madu mendorong masuk dirinya lalu menghempaskannya ke atas ranjang. Ia menindih Yeonjun sambil tertawa senang.
"Y-ya! Ouh bijiku bisa hanc-- ahh! Ya! Kau ini terbentur apa, huh?!" Yeonjun menahan pergerakan pemuda bersurai hitam ini lalu memandangnya horor.
"Hehehe... aku sedang senang kau tahu,"
"Diantar pulang oleh orang yang-- uihhhhh! Terima kasih banyak Tuhan untuk nikmat yang kau berikan hari ini." Cicitnya bersemangat lalu menggigit bahu telanjang Yeonjun gemas hingga empunya meringis perih.
Si rubah beranjak untuk mengenakan pakaian dan mengeringkan helaian rambutnya. Ia hanya menggelengkan kepala heran karena tingkah lucu sahabat kecilnya ini.
"Oh ya... Junie-ah, kau bilang sepupumu akan menjadi mahasiswa transfer di kampus kita? Jurusan apa?" Tanya Beomgyu yang sudah cukup tenang dari efek kebahagiaannya.
"Sama seperti bocah menyebalkan itu dan temannya, forensik?"
Kedua manik Beomgyu membulat. Ini di luar dugaannya. Fakultas kedokteran memang menjadi ladang penghasil pria-pria rupawan. Ia memanggut bangga.
"Huening Kai ya? Aku terakhir bertemu dengannya 7 tahun lalu, dia sangat imut. Sekarang seperti apa?" Yeonjun menggedikkan bahu.
"Hmm jika dibayangkan, karena dia berdarah campuran pasti tubuhnya menjulang bak tangga. Pasti." Yeonjun terkekeh geli mendengar penuturan beruang madu.
***
Suasana fakultas kedokteran terlihat gaduh, terutama para kaum hawa. Suara bisik-berbisik didominasi oleh mereka.
Seorang pemuda tinggi berkulit pucat berjalan masuk dengan senyum ramah bertengger rapi di wajahnya. Ia menyapa semua orang yang ada di sana. Masuk ke dalam ruang dekanat untuk memberikan beberapa berkas tambahan.
Ia ditemani oleh salah satu mahasiswi untuk berkeliling area gedung, karena belum begitu paham setiap seluk beluk ruangan yang ada di dalamnya.
"Terima kasih." Ucapnya sedikit membungkuk.
Ia masuk ke ruang kelas 2.5.4.3. Sudah ramai rupanya. Para penduduk langsung mengerubunginya antusias. Menginterogasi si pemuda berambut pirang itu sampai empunya kewalahan sendiri.
Tak lama, Soobin dan Taehyun juga masuk ke dalam. Semakin kacaulah keadaan kelas. Si pirang tak sengaja beradu pandang dengan pemuda yang menurutnya lebih tinggi sedikit darinya itu. Mereka duduk bersebelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Bomb (SooJun/END)
FanfictionChoi Yeonjun, mahasiswa tahun ke tiga yang terkenal sebagai sosok yang selalu berpenampilan nyentrik. Ia sangat percaya diri dan agak sedikit badung. Pemuda ini juga disebut sebagai pangeran kesepian, karena seumur-umur tak pernah menjalin hubungan...