Unexpected Visit

1.6K 249 3
                                    

Taehyun terlihat merapal setiap untaian kalimat pada buku tebal di genggamannya. Sedang belajar serius. Kamar mereka selalu sunyi. Sangat sunyi. Suara pendingin ruangan bahkan terdengar lebih keras.

Ia sudah menghabiskan waktu senggangnya dari siang sampai sinar senja menyapa. Sekedar membaca karya ilmiah dari beberapa senior terdahulu, yang menurutnya memiliki kredibilitas bagus dan bisa dijadikan referensi ke depan.

Sementara Soobin, pemuda bertungkai panjang itu masih berada di luar guna menyelesaikan 'misi'nya. Jujur saja, ia kasihan dengan kelinci abu-abu ini. Tapi mau bagaimana lagi, tak ada pilihan lain selain menjalankannya sampai tuntas.

CKLEK

"Selamat datang..." sambut Taehyun menahan tawa saat melihat wajah kusut teman sekamarnya ini. Tercium aroma tipis minuman beralkohol.

"Lain kali, carilah anggota kelompok untuk menunjang bukannya menjalang. Brengsek." Ujarnya ketus dan pedas.

Jadi begini ceritanya. Pada mata kuliah umum kali ini, para mahasiswa dan mahasiswi di tuntut untuk melakukan sebuah presentasi per kelompok, yang mana dalam kelompok tersebut maksimal terdiri dari 5 orang anggota.

Banyak yang berebut untuk sekelompok dengan kedua pemuda tampan ini. Tapi Taehyun pribadi hanya percaya pada satu orang saja dan berencana mengajaknya bergabung. Namun, Soobin menolaknya mentah-mentah. Jadilah keduanya mengajak seseorang secara random, dia adalah Kim Bora dari jurusan ilmu bedah.

Gadis ini merasa menang banyak karena bisa sekelompok dengan Soobin. Kegiatan belajar kelompok ketiganya di lakukan di kamar Bora sendiri. Setelah selesai, Soobin dan Taehyun ingin segera pulang. Tapi Bora menahan mereka. Dia mengeluarkan sebotol champagne. Sebuah kode keras untuk mengajak mereka minum bersama. Tapi, Taehyun bukan seorang peminum. Begitu pula Soobin. Tanpa banyak basa-basi, si tupai langsung melenggang. Soobin hendak menyusul, tapi lengannya di tahan oleh Bora keras.

Dengan berat hati Soobin mengikuti kemauan gadis ini. Tegukan pertama aman, mereka masih sadar dan lanjut berbincang ringan. Lalu, sampailah pada gelas ke dua. Kepala Soobin mulai pusing. Sedangkan Bora, gadis berambut merah ini sudah terbang ke awang-awang alias tak sadarkan diri. Sama lemahnya ternyata. Melihat adanya kesempatan, Soobin segera pergi dari sana.

"Aku kan sudah bilang kalau sunbae favoritku lebih terjamin, tapi kau pilih ambil resiko," ujar Taehyun yang menutup bukunya.

"Cih, menjadi orang ketiga bukanlah impianku." Balas Soobin satir menusuk. Taehyun terkekeh karena tertampar oleh kata-katanya.

***

Malamnya, Huening Kai sedang asik memainkan ponsel Yeonjun sambil menggelepar indah di atas ranjang. Dia memutuskan untuk menginap di kamar asrama kedua hyung manisnya ini setiap akhir pekan. Blok di sini sangat ramai, berbeda dengan blok-blok lainnya. Mungkin karena penduduknya mayoritas mahasiswa seni dan hukum.

Kai tak tinggal di asrama. Ia memilih tinggal bersama orang tuanya. Padahal jika dia mau, Jin Yeong sedang membuka lowongan untuk teman sekamar sekarang.

"Yeonjun hyung, aku lapar~" rengeknya tiba-tiba.

Yeonjun yang sedang bertapa di dalam kamar mandi, mendadak hilang fokusnya. Beomgyu tak ada karena dia sedang berada di asrama lain untuk mengerjakan tugas kelompok.

Terdengar suara air mengalir. Sepertinya ia terpaksa menghentikan kegiatan sakral itu. Mencuci tangan dengan sabun sampai bersih higienis lalu mengecek lemari pendingin. Hanya ada roti dan telur saja. Karena malas banyak berpikir, ia mengajak Kai untuk keluar.

Sekarang keduanya tengah duduk berhadapan di sebuah kafe yang terletak tak jauh dari komplek asrama. Manik Yeonjun mengerjap lucu saat melihat deretan list makanan dan minuman di buku menu. Pada akhirnya, setelah agak lama berdebat dengan diri sendiri, Yeonjun memilih susu vanila dan ice cream. Sedangkan Kai, sekotak jus anggur dan potato cheese.

Cherry Bomb (SooJun/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang