Practice

1.5K 217 21
                                    


Di bawah teriknya matahari, para penduduk kelas sastra inggris tingkat empat tampak berlarian seraya berteriak absurd mengelilingi area parkir. Tubuh mereka basah bersimbah keringat. Delapan dari sepuluh pejantan tangguh sampai melepas atasannya. Salah satu dari delapan manusia itu adalah Choi Yeonjun. Sudah pasti. Dia paling tak tahan dengan yang namanya panas.

Bukan, mereka tidak sedang menjalani hukuman apapun. Ini adalah salah satu bagian kecil dari mata kuliah drama on stage yang diambil. Dosen pengajarnya beralasan, bahwa ini sangat berguna untuk melatih pernafasan, kontrol volume suara, juga artikulasi. Dosen Kim, pria berjanggut kambing itu terduduk di sudut lobi sembari tersenyum cerah.

"Mana suaranya?!" Tegurnya, saat mendapati kedua puluh enam insan manusia itu tak lagi bergeming rusuh.

"AAAAAAAAA!!"

"KIM MIN HO TAMPAN!!"

"KIM MIN HO KEREN AARGHHH!!" Teriak mereka bersamaan. Dosen Kim kembali tersenyum puas saat namanya disebut dengan sedemikian rupa.

Para tetangga dari gedung seberang duduk berjejer, rupanya banyak juga yang menyaksikan proses pelatihan ekstrim ini. Mereka hanya menganga syok dan merasa bersyukur sekali tak mencicipi hal seperti itu.

Beomgyu mengelus dadanya nyeri. Padahal yang tengah berlarian di sana adalah sahabatnya, tapi dia pula yang merasa sesak nafas. Ini sudah berjalan 10 menit lamanya.

"Beomie hyung? Kau sedang ap-- wah apa yang terjadi?" Kai dan yang lainnya baru saja keluar kelas, mereka terkejut saat melihat barisan manusia yang saling mengejar satu sama lain.

"Ini bukan yang pertama, minggu lalu aku juga melihat mereka berlatih seperti ini di lapangan basket. Sampai sore!" Tambah Beomgyu sambil mengusap kedua lengan atasnya merinding.

"Sungguh?" Timpal Taehyun memastikan. Beomgyu mengangguk cepat.

"Persiapan wajib militer, ini gila..." Huening Kai menggelengkan kepalanya ngeri.

Setelah dirasa cukup, dosen Kim menghentikan pergerakan tersebut dan meminta mereka untuk berkumpul membentuk lingkaran. Masih tetap di bawah matahari, semua mulai membuka lembaran naskah yang dipegang. Secara bergantian, mereka mempraktekkan setiap adegan. Ketika giliran Yeonjun tiba, ia spontan menyibakkan rambut pirangnya. Dan dalam sedetik, si rubah berubah mode menjadi seorang wanita anggun nan elegan.

Lawan mainnya, Nam Jihoo, agak kelimpungan dibuat saat melihat dirinya yang seperti ini. Mau tak mau, pemuda itu juga harus berakting serius dan memainkan perannya sebaik mungkin.

Jihoo (Darcy)

"So, what do you recommend to encourage the affection?"

Yeonjun (Elizabeth)

"Dancing of course. Even if ones partner is barely tolerable..."

Tak hanya Jihoo, tapi mereka semua dibuat menahan diri. Dosen Kim terkekeh senang dan bangga, sepertinya si rubah menerima saran darinya.

Terlihat dengan sangat jelas jika kedua tangan Jihoo gemetaran. Yeonjun begitu mendalami karakter, ekspresinya sungguh manis serta suaranya pun terdengar lembut bak kapas. Andai saja dia bukan laki-laki, mungkin Jihoo sudah menerjangnya di tempat saat ini juga.

Tak lama, terdengarlah suara musik klasik yang mengalun. Keduanya mulai berdansa di tengah lingkaran penonton. Pinggang Yeonjun terasa pas dalam rengkuhan Jihoo, ya... meski postur badan keduanya tak imbang. Yeonjun lebih tinggi darinya 3 inchi, tubuhnya pun juga lebih berbentuk dan solid.

SRINGGHH

'Ini perasaanku saja atau bagaimana?' Batin Jihoo.

Di cuaca sepanas ini, tiba-tiba tengkuknya merinding kedinginan. Perasaanya juga tak enak. Ia coba melirik ke arah kanan dan kiri.

Cherry Bomb (SooJun/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang