Annoyed

1.5K 219 36
                                    

Hari Sabtu pukul 21.22 KST, di kamar asrama blok Black Butterfly nomor 139. Seorang pemuda blasteran tengah terduduk di atas ranjang dengan raut wajah menahan kesal teramat sangat. Malam minggunya terusik hingga ke relung hati paling dalam. Harusnya ia bisa tidur bersama hyungnya dengan tenang, tapi, kehadiran pemuda bermuka triplek ini merusak semuanya.

Huening Kai sedang ingin bermanja dengan si rubah, kepalanya pusing karena kemarin jadwal begitu penuh. Di tambah, dalam satu hari itu dia melakukan presentasi sebanyak tiga kali. Bukan main.
Ia memeluk erat Yeonjun yang sedang menjelaskan karakter atau tokoh yang akan di perankan oleh Soobin nanti. Si rubah agaknya terinterupsi, ia tersenyum lalu membelai surai pirang adiknya itu lembut.

Sadar atau tidak. Antara Kai dan Soobin, kini keduanya sedang beradu mekanik melalui jalur telepati. Saling melempar sumpah serapah dan mengumpat dengan brutal.

Tampaknya pinguin pirang masih belum mampu menerima fakta, kalau teman sekelasnya yang menyebalkan ini menaruh perasaan khusus terhadap Yeonjun. Agak sulit untuk mempercayai Soobin. Pasalnya, pemuda tersebut memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan hyung kesayangannya. Apakah bisa? Jangan sampai ia mempermainkan atau menyakiti perasaan Yeonjun. It's unforgivable.

"Soobin, Soobinie!" Pemuda itu tersentak kaget saat Yeonjun menepuk pundaknya.

"Apakah kau sudah paham?" Tanya Yeonjun.

Soobin mengangguk. Jujur, ia tak mendengarkan semua penjelasan si rubah sedari tadi karena terlalu asik bergelut dengan Kai. Tapi, tenang saja. Ia sudah pernah membaca novel dan menonton filmnya. Lagipula, karakter dirinya dengan Darcy tak begitu jauh berbeda. Tinggal menambah sedikit bumbu penyedap saja.

Beomgyu dan Taehyun sudah kembali dari perburuannya mencari makan malam. Meski sudah agak telat. Dua buah porsi besar kue beras pedas dan beberapa pelengkap lainnya. Yeonjun merapikan semua perbukuan dan meletakkannya kembali di atas meja belajar. Menarik Soobin dan Kai secara bersamaan agar ikut duduk melingkari meja kecil tersebut.

"Jangan yang itu Bin..." Yeonjun mencegah Soobin mengambil minuman kaleng yang mengandung alkohol. Meski persentasenya sangat rendah, tetap saja berbahaya. Masih ingat kan, kalau Soobin pernah hampir 'menyerang' Yeonjun karena minuman laknat ini? Untung saja gagal, karena ia lebih memilih bermesraan dengan lubang kloset. Dalam keadaan sadar saja berani bertindak, apalagi sedang mabuk. Tak terbayangkan.

Si rubah membukakan susu kotak berperisa almond untuknya. Sekali lagi, Kai merasa iri. Dia kan adik Yeonjun, ya... meski tak berasal dari satu rahim yang sama. Harusnya ia yang dimanja, bukan kulkas 35 pintu ini. Menyebalkan.

"Hyung, Hueningie mau itu..." ujarnya manja sembari menunjuk potongan kue beras pedas pada mangkuk Yeonjun.

Ia membuka mulutnya, memberi kode agar disuapi. Yeonjun tentu dengan senang hati melakukannya. Kai terharu bahagia, sedetik kemudian, ia bergerak rusuh mencium kedua pipi Yeonjun bergantian. Dan tentu saja itu sukses membuat Soobin terbakar cemburu. Ia meremat sumpitnya sampai patah.

"Eh, ada apa? Kenapa wajahmu kusut begitu?" Tanya Yeonjun khawatir. Soobin mendengus kesal lalu menggeleng. Kai menjulurkan lidah, mengejeknya.

***

Sepuluh hari menjelang pementasan, semua anggota kelas tampak sibuk melakukan fitting kostum di sebuah butik. Sesi pertama dilakukan oleh para anggota perempuan dan Yeonjun. Pemilik toko dibuat bingung saat mencarikan gaun yang pas untuk si rubah. Badannya terlampau tinggi.

Merasa cemas karena takut tak menemukan kostum yang pas, Yeonjun pun akhirnya turut bergeriliya mengintari tempat tersebut. Sampai saat tiba giliran para anggota laki-laki, Yeonjun masih belum menemukan apa yang dibutuhkannya.

Cherry Bomb (SooJun/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang