Black Cat

1.8K 277 15
                                    

Si rubah berlari kencang dari kejaran salah satu dosen yang membawa penggaris kayu. Tampaknya, pagi ini ia kembali berulah. Pemuda itu melompat keluar sehingga membuat dosen tersebut berhenti dan hanya meneriaki dengan nada kesal. Ia berkacak pinggang dengan sesekali menggaruk tengkuknya. Orang-orang yang ada di sepanjang koridor hanya tertawa lucu melihat tingkah laku rubah nakal ini. Jahilnya luar biasa.

Dosen itu bernama Yang Shin Yuk. Dia adalah dosen favorit Yeonjun saat masih duduk di tahun pertama. Mengajar untuk mata kuliah reading 1. Ia terkenal sebagai dosen yang pemurah dalam memberikan nilai. Badannya gempal dan kepalanya nyaris botak. Terlihat menggemaskan di mata Yeonjun, itulah alasan mengapa ia gemar sekali mengganggu pria tua berusia 61 tahun ini sampai sekarang.

"Kurang-kurangilah menjahili kakek imut itu Jun, kasihan." Tukas Seo Jin yang sudah tahu kelakuan bejatnya. Yeonjun hanya tertawa setan sembari mengatur pernafasan.

"Kalian ada kelas lagi?" Tanya Yeonjun yang ikut duduk menimbrung.

"Sepertinya hanya aku yang dapat kelas sore. Jam pengganti sialan." Celetuk Jin Yeong miris.

"Huhu kasihan. Hoo, lebih baik kau pulang dulu. Hitung-hitung menyambung tidur yang sempat tergaduh semalam." Balas Seo Jin menyengir kuda.

Jin Yeong berdecak kesal karena bahasan tersebut. Ia mencabut tanaman rumput yang berada disekitarnya dengan brutal sampai bersih.

"Kamar sebelah sungguh berisik. Sudah kali ke empat dalam minggu ini, apa tenggorokan si wanita aman-aman saja?"

"Memangnya mereka sedang apa?" Tanya Yeonjun penasaran.

Mendengar pertanyaan yang terkesan polos itu, sontak membuat Seo Jin dan Jin Yeong memandang Yeonjun dengan tatapan melecehkan. Tapi memang seperti itu adanya, si rubah benar-benar tak mengerti apa yang mereka bicarakan saat ini.

"Min Hee dan kekasihnya." Jawab Jin Yeong singkat, berharap Yeonjun segera paham. Tapi, nyatanya tidak sama sekali. Di kepala si rubah, gambaran hubungan dua insan berbeda jenis itu hanya sebatas berpelukan, berciuman, dan bermanja ria. Sedangkan yang dibicarakan dua makhluk cabul di hadapannya ini, selangkah lebih maju.

"Ya, Choi Yeonjun... kau menonton JAV?" Tanya Seo Jin frontal lalu mendekatkan diri pada Yeonjun. Jin Yeong yang penasaran juga mulai memepetnya.

"Huh?"

"Aish, Aoi Sora? Maria Ozawa? Ah atau yang dari Hollywood, Kendra Lust? Lisa Ann?" Tambahnya sembari kedua tangan menggambarkan betapa besarnya dada para artis film biru itu. Mereka menunggu jawaban dengan tak sabar.

Yeonjun tetap menggeleng tak mengerti. Keduanya langsung menghempas nafas kasar karena kecewa berat. Sungguh, anak ini masih tersegel sangat rapi. Penampilannya saja yang nyeleneh. Ck, penuh tipuan.

"Aku yakin, ini adalah dampak besar karena hidup terlalu lama bersama beruang madu itu. Dia kan kutu buku, kau jadi terkontamina--"

PLAK!

Jin Yeong meringis perih, mengusap kepala belakangnya yang terkena sabet telapak tangan dewa milik Yeonjun dengan cukup keras. Ia tak terima jika Beomgyu-nya dibawa-bawa.

"Yeonjun-ah... carilah pacar, nanti kau akan mengerti maksud kami--"

"Hahhh... selama dua tahun mengenalmu, aku tak pernah mendengar atau melihat kau menjalin hubungan dengan wanita manapun. Kau gay? Kalau pun iya aku tak masalah." Tambah Seo Jin menepuk pundaknya penuh rasa iba. Yeonjun langsung menatap pemuda berkepala pitak itu tak percaya.

"Oh, tunggu. Bicara perihal gay, aku ingat betul kalau dulu Park Tae Min dari desain grafis menyatakan perasaannya padamu kan? Dan kau tolak, padahal dia tampan, pintar dan kaya raya." Jin Yeong menyayangkan hal tersebut. Padahal ia sangat berharap bisa mendapat traktiran makan enak jika keduanya jadi.

Cherry Bomb (SooJun/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang