Sejak kejadian itu, Soobin benar-benar menghilang dari peredaran. Taehyun agaknya jadi murung. Andai saja jika hari ini jadwal kuliah tak padat, mungkin dia sudah pergi mencari. Yeonjun lah yang mengabarinya mengenai keterlibatan si tiang listrik, dalam sebuah perkelahian dengan beberapa senior di area UKM.
Ia tak menyangka jika suasana hati Soobin yang saat itu sedang ringkih, bisa membawanya bertindak sejauh ini. Tapi Taehyun sangat yakin, kalau Soobin bukanlah pihak yang memulai duluan. Ia tahu betul watak si serigala berbulu kelinci ini.
Untuk sejenak ia tertegun. Dahinya mengerenyit seperti sedang memikirkan sesuatu.
'Apa dia ke sana?' Batin Taehyun mengira-ngira.
"Ahh..." Taehyun mengusak surai brunettenya lemas.
"Ya, Kang Taehyun--" panggil sebuah suara.
"Temanmu itu ada masalah apa sebenarnya?" Tambahnya yang sudah memposisikan duduk tepat di samping kiri Taehyun, sembari menyodorkan sekaleng minuman dingin.
"Terima kasih," Taehyun meneguk minuman tersebut, kemudian menggeleng.
"Ia tak biasanya seperti ini..." balasnya sambil mencoba tersenyum.
"Melihat sifatnya yang terlampau cuek, perundungan seperti kemarin tak mungkin menjadi penyebab utamanya." Taehyun menatap lawan bicaranya.
"... kau benar."
Keduanya terdiam sesaat. Tatapan Kai berfokus pada orang di sebelahnya ini.***
Manik rubah itu memandang semua para pelaku, yang terlibat perkelahian dua hari lalu secara bergantian. Ia baru bisa mengumpulkan mereka semua setelah dirasa kondisinya membaik, meski masih ada yang mengeluh sakit. Yeonjun selaku salah satu anggota dari organisasi inti kampus, ia bertindak tegas untuk menegur kelima manusia di hadapannya ini.
"Ini peringatan pertama dan terakhir dariku. Jika masih terulang, aku tak akan membela kalian di depan para petinggi organisasi. Memalukan." Ucap Yeonjun pedas membakar.
Mereka terlihat terintimidasi dengan sikap dingin si rubah. Dia memang terkenal urakan dan suka tertawa tak jelas, tapi, jika situasi sedang serius ia bisa berubah menjadi sosok lain yang cukup mengerikan.
Yeonjun melenggang pergi keluar untuk menghirup udara. Pikiran dan jiwanya jadi keruh semenjak kejadian itu. Masih segar di ingatannya tentang Soobin yang menghajar teman-temannya dengan brutal. Ia terlihat murka sekali.
"Yeonjun-ah!"
Sepasang lengan kasar berurat melingkar pada tubuhnya dari arah belakang. Aroma asap rokok yang begitu kuat. Yeonjun tahu siapa pelakunya.
"Maafkan aku, jangan marah ya?"
Dengan agak jengkel ia melepas kukungan tersebut, dan menatap empunya dengan pandangan tak suka.
"Eun Tak-ah, berhenti bersikap seperti ini. Kau bisa membuat orang lain salah paham." Ujar si rubah sembari melihat sekelilinh.
"Kenapa memangnya? Kalau itu Beomgyu, kau tak mempermasalahkannya." Balas Si botak tak tahu diri. Padahal saat di ruangan tadi, ia terlihat takut.
Yeonjun memandangnya lurus, orang di hadapannya ini akan terus bersikap melunjak jika tak dibatasi dengan sungguh-sungguh.
"Jun... malam ini temani aku ya? Jae Yong menginap di kamar pacarnya, aku kesepia--"
"Berhenti di sana Lee Eun Tak," ia tercekat karena ucapannya terpotong begitu saja, ditambah, Yeonjun seperti menjaga jarak dengannya.
"Kita memang berteman, tapi tidak sedekat itu. Aku yakin kau paham maksudku." Tambahnya. Eun Tak seketika berdecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry Bomb (SooJun/END)
FanficChoi Yeonjun, mahasiswa tahun ke tiga yang terkenal sebagai sosok yang selalu berpenampilan nyentrik. Ia sangat percaya diri dan agak sedikit badung. Pemuda ini juga disebut sebagai pangeran kesepian, karena seumur-umur tak pernah menjalin hubungan...