Rivals

1.5K 229 23
                                    

Lee Eun Tak berjalan arogan diikuti oleh bala tentaranya di belakang. Kelompoknya sedang berkunjung ke gedung fakultas kesenian untuk menghadiri sebuah rapat besar organisasi kampus. Dengan ciri khasnya yang angkuh dan congkak, si kepala licin ini melihat orang-orang yang ada di sana dengan lubang hidungnya. Kalian tahu Chef Juna? Kurang lebih seperti itu kiranya.

Masuk ke sebuah ruangan yang ditetapkan. Ia duduk jantan di kursinya. Tak lama, daun pintu kembali terbuka. Seorang pemuda bergaya maskulin-feminim melangkah masuk, decit kesat dari suara sepatu boots bikernya mengalihkan atensi si botak.

"Duduk di sini, Jun..." ia menepuk kursi kosong di sampingnya. Padahal sedikit lagi pantat gemas Yeonjun akan mencium bantalan empuk itu, tapi tiba-tiba saja lengannya ditarik oleh seseorang.

"Tae Min? Kau anak organisasi juga?" Pemuda tampan bergingsul itu tersenyum manis lalu mengangguk lucu.

"Kita duduk bersama ya, di depan saja biar lebih fokus." Yeonjun belum memutuskan, tapi tubuhnya sudah melayang begitu saja.

Akhirnya si rubah hanya menuruti kemana angin yang lebih kuat membawanya, toh sama saja. Park Tae Min mengajaknya berbicara sembari menunggu kedatangan presiden mahasiswa. Dari arah belakang, Eun Tak menggeram marah. Ia tak suka saat tangan pemuda itu menyentuh surai Yeonjun. Rasanya panas sekali.

Tae Min menyeringai. Ia melirik tajam ke arah Eun Tak. Gerakannya semakin menjadi, dengan sengaja ia meletakkan tangannya di atas paha Yeonjun yang sedikit terekspos. Lalu, berbicara dengan jarak yang sangat dekat. Pemuda itu seolah mencoba memberi isyarat, bahwa Yeonjun adalah miliknya.

Seusai rapat, Yeonjun segera beringsut pergi dengan agak berlari kecil. Terlihat seseorang telah menunggunya di ujung lorong sana. Senyumnya merekah.

"Hyung sudah selesai?" Yeonjun mengangguk. Lalu maniknya menjelajah liar menyapu sekeliling.

"Hueningie... Beomgyu mana?" Tanyanya saat tak mendapati wujud sahabat emonya itu.

"Oh, Beomie hyung masih terjebak di kelas. Tadi aku sempat lewat di depan ruangannya, sepertinya sedang ada tes dadakan." Jelas Kai.

"Ya sudah, kita langsung saja ke kantin dan menunggunya di sana." Keduanya pun melesat jauh menuju lokasi tujuan.

Sementara di tempat lain, 5 lawan 2. Eun Tak dan kelompoknya berhadapan sengit dengan Park Tae Min di sudut kosong. Sepertinya ia ingin membuat 'klarifikasi' ringan dengan pemuda populer dari jurusan desain grafis itu.

"Sudahlah, usahamu tak akan berhasil. Apa kau lupa kalau Yeonjun telah menolakmu? Cih, menggelikan." Cerca Eun Tak tertawa mengejek. Tapi Tae Min seolah mengacuhkan, ia berlagak seperti sedang menguap. Parahnya, ia juga meludah setelahnya.

"Brengsek!" Eun Tak hendak menyerang, namun Tae Min mengatakan sesuatu yang membuatnya mengurungkan diri.

"Jika Yeonjunku tahu, imagemu di matanya akan semakin buruk..." ia melangkah maju, jarak keduanya semakin memendek. Saling menatap tajam dan menunjukan aura mengintimidasi.

"Lee Eun Tak, si manusia sampah. Kau punya apa untuk bisa mengelabuiku, huh? Modal tampang? Cih, bahkan derajat kotoranku masih lebih tinggi--" ujar Tae Min menghinanya. Wajah lembut dan ramah itu tak lagi tampak, kini berganti dengan seringai setan yang menyeramkan.

"Siapun jalang yang mendekati Yeonjunku, akan kupastikan tak bisa menyapa matahari pagi di kesokan harinya." Tambahnya culas, lalu pergi begitu saja di ikuti satu orang temannya.

***
Soobin masih merutuki ketidakberuntungannya hari ini. Ia harus mengorbankan waktu istirahatnya, untuk membantu dosen Lim membereskan peralatan praktek. Perutnya sudah sibuk berdemo anarkis. Taehyun sendiri juga di bawa 'kabur' oleh asisten dosen Lim.

Cherry Bomb (SooJun/END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang