12. Kisah sang Phoenix.

634 83 2
                                    


Seorang laki-laki tinggi berkacamata terlihat berdiri tegap di hadapan seorang pria tua yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, beberapa selang menempel di tubuhnya. Tubuhnya sedikit kurus dan tidak lagi kekar seperti saat dia muda dulu.

"Marco beristirahatlah... Kau sudah terlalu lama merawat ku, kau juga pasti sangat sibuk karena harus mengurus perusahaan ku" ucap laki-laki tua itu, dia menatap lemah kearah laki-laki yang dipanggil nya dengan nama Marco itu.

"Apa yang ayah katakan, aku tidak akan pernah lelah untuk merawat ayah. Aku akan mengerahkan semua usaha terbaikku untuk menyembuhkan ayah. Percayalah padaku yoi" ucap laki-laki itu tulus, laki-laki berambut nanas itu merogoh saku jas dokter nya dan mengeluarkan sebuah ponselnya dari sana.

"Aku ada kabar baik untuk ayah.. Kiku dan kakaknya berhasil memenangkan kejuaraan anggar di Perancis kemari, dan thatch bilang mereka akan kembali ke Jepang lusa.. " jelas Marco, sebuah senyuman terukir indah di wajah tampan nya. Dia benar-benar terlihat bahagia saat membaca kabar kemenangan kedua saudaranya.

"Syukurlah.... Aku ikut senang mendengar nya, setelah mereka berdua kembali ke Jepang buatlah pesta yang meriah untuk mereka. mereka sudah berusaha keras kita harus merayakan kemenangan ini" ucap Edward Newgate atau orang yang akrab kita sapa dengan kakek shirohige.

"Aku akan membuat pesta besar untuk mereka berdua nanti, karena itu ayah juga harus segera sembuh agar bisa ikut bergabung dengan kami semua seperti dulu" kata Marco.

Shirohige tertawa pelan melihat kegigihan putra semata wayangnya, padahal dia sangat yakin kalau umurnya sudah tidak lama lagi tapi Marco dengan keras kepala nya memaksa nya untuk segera pulih. Tidak kah dia melihat banyak nya selang selang yang menempel di tubuhnya? Shirohige Lagi-lagi menghela nafas pasrah dan mengiyakan Ucapan anaknya.

"Marco... Apa kau bertemu dengan (name)? Aku sedikit mengkhawatirkan nya, dia benar-benar gadis yang baik kuharap saat ini dia baik-baik saja disana" ucap shirohige.

Marco menatap ayahnya cukup lama, dia terdiam beberapa saat sedikit bingung haruskah ia menjawab nya atau tidak "dia baik-baik saja disana, dia dijaga dan dimiliki oleh orang yang tepat. Ayah tidak perlu mengkhawatirkan nya lagi dan tidak seharusnya kita mengkhawatirkan nya lagi.... " jawab Marco, laki-laki itu melepaskan kacamata yang ia kenakan dan membersihkannya dengan sebuah kain khusus.

"Bagaimana dengan mu, apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Dan bagaimana dengan kedepannya? " tanya shirohige, dia menatap sendu kearah putra nya yang memiliki nasib sama sepertinya. Sama-sama tidak beruntung dalam hal percintaan.

"Aku? Tentu saja aku akan berfokus pada profesi ku sebagai seorang dokter, dan mungkin aku akan sedikit belajar tentang bisnis dengan saudara-saudara ku yang lain meskipun mereka semua bilang kalau kemampuan ku sudah hampir setara dengan kemampuan ayah.. " jelas Marco bangga.

"Tidak bukan itu maksud ku, apa kau tidak akan menikah? Padahal usia mu sudah pas sekali untuk membangun rumah tangga. Apa kau akan mengikuti jejak ku juga?" tanya shirohige, dia terlihat sangat penasaran mendengar jawaban dari anaknya.

"Menikah ya? Hmm... Kurasa aku tidak membutuhkannya, untuk apa aku menikah jika hatiku sudah terisi penuh dengan seseorang yang tidak akan pernah aku miliki lagi yoi.. Kurasa yang satu ini tidak akan kupikirkan.. " jawab Marco enteng, dia mengenakan kembali kacamatanya sambil memainkan ponselnya.

"Cih... Dasar anak-anak sekarang ya.. Mereka semua sudah dibutakan oleh cinta.. " gumam shirohige tak habis pikir "ha? Ayah pikir sifat bucin ku ini diturunkan oleh siapa hmm" balas Marco.

***

Marco berdiri di bawah pohon yang cukup rindang, dia mengambil sebatas rokok dari saku nya dan meletakkan diantara kedua bibirnya.
"Paman! Jangan merokok disini kau tidak lihat ada beberapa anak kecil yang bermain di dekat mu? " tegur seorang bocah laki-laki.

I love you dragon-sanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang